Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Salah satu warisan Uni Soviet bagi negara komunis lain adalah pengawetan mayat bapak pendiri Vietnam dan Korea Utara, yang diteruskan selama pemerintahan Rusia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menyempatkan diri berkunjung ke Mausoleum Ho Chi Minh di Hanoi, Vietnam, setelah bertemu dengan Donald Trump.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pada gelapnya interior mausoleum, mayat bapak pendiri Vietnam, Ho Chi Minh, terbaring awet berkat tim ilmuwan dari Rusia.
Seperti Ho Chi Minh, mayat kakek dan ayahnya Kim Jong Un juga diawetkan dan dipajang di Istana Kumsusan.
Kim Jong Un memberi hormat pada tubuh Kim Jong-il yang dibalsem.[The Telegraph]
Menurut laporan Reuters, 6 Maret 2019, Ho Chi Minh, Kim Il Sung dan Kim Jong Il, diawetkan oleh tim khusus dari Rusia yang dijuluki "Lenin Lab" dari Moskow. Tim ini adalah yang pertama kali mengawetkan mayat Vladimir Lenin pada 1924.
Meskipun Uni Soviet sudah runtuh dan komunisme mengubah diri menjadi bentuk yang lebih diterima di Vietnam dan Korea Utara, namun Lenin Lab masih bekerja untuk merawat mumi Ho Chi Min dan mantan pemimpin Korea Utara, menurut pengakuan salah satu ilmuwan.
Sementara beberapa ahli mengatakan Cina, yang mengandalkan ilmuwannya sendiri untuk membalsem Mao Zedong karena ketegangan hubungan antara Beijing dan Moskow, kemungkinan telah mengajarkan atau membantu Korea Utara tentang teknik pembalseman.
"Pembalseman asli dan pembalseman rutin selalu dilakukan oleh para ilmuwan di lab Moskow," kata Alexei Yurchak, seorang profesor antropologi di Universitas California, Berkeley, yang menulis buku tentang para pemimpin komunis yang dibalsem.