Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Anggota parlemen Rusia pada hari Selasa meloloskan rancangan undang-undang kontroversial yang melarang propaganda untuk memilih tidak memiliki anak atau child free. Kampanye ini dinilai oleh Rusia sebagai ide-ide liberal Barat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dilansir dari Channel News Asia, Rabu, 13 November 2024, Rusia sedang menghadapi populasi yang menua dan angka kelahiran yang rendah. Pemerintah berupaya mendongkrak populasi yang mengancam masa depan ekonominya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Para anggota parlemen di majelis rendah Duma memberikan suara bulat untuk mendukung rancangan undang-undang tersebut, yang akan berlaku untuk materi daring, media, iklan, dan film yang mempromosikan penolakan terhadap kelahiran anak. RUU tersebut menargetkan konten yang merusak yang mempromosikan penolakan sadar untuk memiliki anak.
Para penyusun RUU tersebut mengatakan aturan itu tidak akan digunakan sebagai hukuman atas pilihan atau gaya hidup pribadi. RUU itu akan diterapkan untuk hal yang mempromosikan gaya hidup child free, meski tidak jelas bagaimana membedakannya dalam praktik.
Pelanggaran akan dikenakan denda hingga 400.000 rubel atau setara Rp 63 juta bagi perorangan dan hingga 5 juta rubel atau setara Rp 807 juta bagi perusahaan. RUU tersebut juga mencakup ketentuan untuk mendeportasi warga negara asing yang terbukti bersalah menyebarkan informasi terlarang.
"Ini adalah hukum yang menentukan. Tanpa anak, tidak akan ada negara. Ideologi ini akan menyebabkan orang berhenti melahirkan anak," kata juru bicara Duma Vyacheslav Volodin menjelang pemungutan suara.
Ia juga mengatakan undang-undang tersebut dimaksudkan untuk melindungi warga negara, terutama generasi yang sedang tumbuh, dari informasi yang tersebar di media yang dapat berdampak negatif terhadap perkembangan kepribadian.
Nina Ostanina, seorang anggota parlemen Partai Komunis yang mengepalai komite Duma mengenai kebijakan keluarga, mengatakan bahwa rancangan undang-undang tersebut bertujuan melindungi kaum muda dari ideologi yang tidak perlu.
Undang-undang tersebut akan dipertimbangkan oleh majelis tinggi parlemen pada tanggal 20 November, sebelum diajukan ke Presiden Vladimir Putin. Diperkirakan RUU itu akan segera disahkan menjadi Undang-undang.
Duma juga dengan suara bulat meloloskan undang-undang dalam pembacaan ketiga yang melarang warga asing yang tinggal di sana melakukan perubahan jenis kelamin untuk mengadopsi anak-anak Rusia. RUU ini ditujukan untuk menghentikan anak-anak Rusia mengubah jenis kelaminnya secara hukum.
Moskow telah lama menggambarkan dirinya sebagai benteng pertahanan terhadap nilai-nilai liberal. Tren itu meningkat pesat sejak Kremlin melancarkan serangan ke Ukraina.