Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Sekolah di New Delhi Dibuka Lagi Meski Udara Masih Tercemar dan Sungai Berbusa

Polusi udara yang tergolong berbahaya masih menyelimuti New Delhi, dan busa beracun menodai bentangan sungai Yamuna.

20 November 2023 | 17.35 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Umat Hindu menyembah dewa Matahari saat mereka berdiri di tengah busa yang menutupi sungai Yamuna yang tercemar selama festival keagamaan Hindu Chhath Puja pada pagi yang berkabut di New Delhi, India, 20 November 2023. REUTERS/Anushree Fadnavis

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Ibu kota India, New Delhi, membuka kembali sekolah-sekolah dan beberapa lokasi pembangunan pada Senin, 20 November 2023, di tengah tanda-tanda berkurangnya polusi udara, meskipun polusi tersebut masih tergolong berbahaya, sementara busa beracun menodai bentangan sungai Yamuna yang mengalir melalui kota tersebut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ibu kota paling tercemar di dunia ini melanjutkan perjuangan tahunannya melawan polusi pada bulan ini, meskipun pemerintah berjanji untuk melakukan perbaikan. Indeks kualitas udara (AQI) pada Senin sebesar 336 turun dari tingkat pada Kamis sebesar 509, namun masih "berbahaya", kata kelompok Swiss IQAir.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Anak-anak mengenakan masker dalam perjalanan ke sekolah, setelah ditutup selama hampir dua minggu untuk melindungi mereka dari polusi, sementara umat Hindu yang merayakan festival berjalan dengan susah payah melewati pagi yang berkabut untuk berenang di sungai, tidak terpengaruh oleh busa putih, yang oleh pihak berwenang digambarkan sebagai racun.

Busa tersebut berasal dari lumpur dan limbah yang tidak diolah, kata seorang mantan penasihat pemerintah Delhi, seraya menambahkan bahwa dewan air kota tersebut menyemprotkan bahan kimia food grade untuk mengendalikannya.

“Busa tersebut pada dasarnya tidak mematikan,” kata mantan pejabat, Ankit Srivastava, seorang insinyur lingkungan. “Kamu tidak akan mati karena mengkonsumsinya, tapi kamu akan jatuh sakit.”

Pada hari Minggu, Menteri Lingkungan Hidup Delhi Gopal Rai mengatakan kepada wartawan bahwa pekerjaan konstruksi pada proyek infrastruktur publik dapat dilanjutkan, meskipun dengan pembatasan aktivitas yang menyebarkan debu ke udara.

Pernyataan tersebut menyusul pencabutan tindakan darurat pada Sabtu yang diperintahkan pada tanggal 5 November untuk menjaga kualitas udara agar tidak memburuk, termasuk larangan semua aktivitas bangunan, yang dilonggarkan setelah tingkat indeks membaik.

AQI Delhi diperkirakan akan turun dalam dua hari ke depan karena kecepatan angin diperkirakan meningkat, menurut sistem peringatan dini pemerintah untuk kualitas udara.

Polusi udara di Delhi menjadi lebih buruk pada musim dingin, ketika kecepatan angin menurun dan udara dingin memerangkap polutan yang dikeluarkan oleh kendaraan, industri, dan petani yang membakar limbah pertanian di negara bagian sekitar untuk mempersiapkan penanaman baru.

Emisi lalu lintas merupakan kontributor besar pada Senin terhadap partikel halus berukuran 2,5 mikrometer (PM2.5) yang tersuspensi di udara, berdasarkan studi real-time yang dilakukan oleh para ahli yang bekerja sama dengan pemerintah Delhi.

Kendaraan menyumbang 51% partikel tersebut, yang dianggap sangat berbahaya bagi manusia, di sepanjang jalan raya utama, naik dari tingkat 27% dan 32% selama dua hari terakhir, tambah studi tersebut.

REUTERS

Ida Rosdalina

Ida Rosdalina

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus