Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Senjata Rakitan Pembunuh Shinzo Abe Gampang Dibuat, Publik Jepang Ketakutan

Penggunaan senjata rakitan sederhana dalam penembakan Shinzo Abe membuat masyarakat Jepang terkejut sekaligus khawatir.

10 Juli 2022 | 08.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Polisi menangkap Tetsuya Yamagami, tersangka penembak Shinzo Abe di Nara, Jepang barat, Jumat, 8 Juli 2022. Tersangka ditangkap segera setelah menembak Abe. Asahi Shimbun/via REUTERS

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Penggunaan senjata rakitan dalan penembakan yang menewaskan mantan Perdana Menteri Shinzo Abe membuat masyarakat Jepang terkejut sekaligus khawatir. Hal ini karena senjata itu bisa dibuat dalam satu atau dua hari setelah mendapatkan bahan yang tersedia seperti pipa kayu dan logam, kata para analis.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Serangan Jumat, 8 Juli 2022 itu, menunjukkan kekerasan senjata tidak dapat sepenuhnya dihilangkan bahkan di negara dengan undang-undang senjata yang ketat seperti Jepang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ada sejumlah kasus dalam beberapa tahun terakhir di mana orang secara ilegal membuat senjata sendiri di Jepang. Tapi tetap saja, kejahatan bersenjata sangat jarang terjadi di Jepang: tahun lalu ada 10 insiden penembakan, delapan melibatkan gangster, menurut data polisi. Satu orang tewas dan empat luka-luka.

"Pembuatan senjata dengan printer 3D dan pembuatan bom saat ini dapat dipelajari dari internet dari mana saja di dunia," kata Mitsuru Fukuda, profesor Universitas Nihon dalam manajemen krisis dan terorisme.

"Itu bisa dilakukan dalam dua hingga tiga hari setelah mendapatkan bahan seperti pipa," kata Fukuda, yang menganalisis gambar senjata yang digunakan dalam penembakan Abe.

Gambar video menunjukkan penyerang menembaki Abe dengan perangkat yang memiliki pegangan pistol dan apa yang tampak seperti dua pipa dilapisi selotip listrik hitam. Polisi menangkap seorang pria berusia 41 tahun di tempat kejadian dan mengatakan dia telah mengakui menembak Abe; tersangka kemudian diidentifikasi sebagai Tetsuya Yamagami.
 
"Siapa pun yang memiliki pemahaman dasar tentang cara kerja senjata dapat melakukannya dengan pengetahuan minimal," kata pakar  senjata api Tetsuya Tsuda, dan menambahkan bahwa mungkin tidak perlu setengah hari untuk membuat senjata yang digunakan dalam serangan itu.

Media Jepang menyebutkan, tersangka mengaku kepada polisi bahwa dia mencari secara online cara membuat senjata api, dan memesan suku cadang dan bubuk mesiu di internet.
 
Pistol itu berukuran 40 kali 20 sentimeter terbuat dari bahan seperti logam dan kayu, kata pejabat dari polisi prefektur Nara kepada wartawan, Jumat.

Polisi tidak menutup kemungkinan bahwa peluru itu juga dibuat dengan tangan, tetapi mengatakan mereka masih menyelidiki.

Penyelidik menyita apa yang tampak seperti lima senjata buatan tangan dari rumah Yamagami, surat kabar Mainichi melaporkan Sabtu.

“Ini sangat mengejutkan bagi publik Jepang. Sangat jarang ada orang di Jepang yang memiliki pistol,” kata Tina Burrett, profesor ilmu politik di Universitas Sophia di Tokyo  kepada Al Jazeera.

"Ini tampaknya menjadi tindakan individu atas dorongannya sendiri, tetapi fakta bahwa pistol itu buatan sendiri adalah sesuatu yang membuat orang Jepang merasa sedikit lebih tidak nyaman dan takut," katanya.

“Kemungkinan seseorang membuat senjata mereka sendiri bukanlah sesuatu yang [sering] kita lihat di Jepang.”

Serangan terhadap politisi jarang terjadi di Jepang. Pada 2007, walikota kota Nagasaki, Iccho Ito, ditembak dan dibunuh oleh seorang gangster – sebuah insiden yang mengakibatkan pengetatan peraturan senjata lebih lanjut.

Inejiro Asanuma, seorang pemimpin Partai Sosialis Jepang, dibunuh pada tahun 1960 selama debat politik yang disiarkan televisi.

Terakhir kali seorang perdana menteri yang menjabat terbunuh adalah pada 1932, selama militerisme radikal Jepang sebelum perang. PM Tsuyoshi Inukai berusia 76 tahun saat itu.

Berikutnya: Senjata mudah dibuat

“Senjata api yang diproduksi dengan kerajinan sederhana namun mematikan seperti ini mudah dibuat,” kata N. R. Jenzen-Jones, spesialis intelijen senjata dan amunisi dari Armament Research Services yang berbasis di Australia.

Gambar senjata api menunjukkan bahwa kabel listrik melewati tutup di ujung setiap pipa. Itu menunjuk pada penggunaan mekanisme penembakan listrik, kata Jenzen-Jones.

"Metode inisiasi listrik kemungkinan dipilih dalam kasus ini karena kartrid konvensional jauh lebih sulit diperoleh di Jepang daripada di banyak wilayah lain," katanya.

Ada sejumlah kecil kasus dalam beberapa tahun terakhir tentang orang-orang yang ditangkap di Jepang karena membuat senjata api secara ilegal.

Pada 2018, polisi menangkap seorang pria berusia 23 tahun di kota Himeji karena membuat senjata dan lebih dari 130 peluru di rumahnya. Juga pada tahun itu, polisi menahan seorang mahasiswa berusia 19 tahun di kota Nagoya karena membuat bahan peledak serta senjata dengan bantuan printer 3D.

Pada tahun 2014, polisi menangkap seorang pria berusia 27 tahun karena secara ilegal memiliki pistol yang dibuat oleh printer 3D di Kawasaki, selatan Tokyo.

Masalah pembuatan senjata ilegal tidak terbatas terjadi di Jepang. Misalnya, pejabat di Spanyol menemukan replika senapan serbu dan senjata kecil dalam penggerebekan pabrik ilegal yang memproduksi senjata cetak 3D pada April 2021.

Tersangka dalam penembakan Abe mengatakan kepada penyelidik bahwa dia telah membuat senjata dengan tiga, lima dan enam pipa logam selain yang dia gunakan dalam serangan itu, kata media.

Spesialis senjata Jenzen-Jones mengatakan senjata rakitan yang digunakan termasuk sederhana. "Meskipun demikian, itu jelas mematikan," katanya.

Reuters | Al Jazeera

Yudono Yanuar

Yudono Yanuar

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus