Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Serangan fajar di jaffna

Gerilyawan Tamil menyerbu pribumi Sinhale di ladang penjara kawasan Jaffna. Ekstremis Tamil menuntut sebuah negara terpisah. (ln)

8 Desember 1984 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

GERILYAWAN Tamil, Jumat dinihari pekan lalu, untuk kedua kalinya menyerang pribumi Sinhale. Sebanyak 200 Tamil bersenjata menyerbu ladang penjara Dollar dan Kent di kawasan Jaffna, sebelah utara Sri Lanka. Ladang ini semula dihuni orang-orang Tamil yang kehilangan tempat tinggal akibat kerusuhan berdarah, Juli 1983, tapi kemudian diberikan pemerintah pada pribumi Sinhale, semuanya narapidana, setelah penghuni lama dipindah ke tempat laim. Orang Tamil marah, dan curiga, jangan-jangan di balik tindakan itu pemerintah bermaksud mengubah komposisi penduduk utara, yang sejak dulu dihuni mayoritas asal India itu. Di wilayah itu, menurut rencana, mereka akan mendirikan sebuah negara terpisah, suatu impian yang diperjuangkan sejak tujuh tahun silam. Untuk mewujudkan impian itu, tampaknya segala cara dihalalkan. Dalam serangan fajar ke Dollar, semua warga Sinhale, termasuk wanita dan anak-anak, disekap orang-orang Tamil dalam sebuah bangunan yang kemudian diledakkan. Diperkirakan 148 orang tewas. Perbuatan keji serupa telah pula dilakukan sebelumnya di areal pertanian penjara Weli-Oya. Waktu itu 39 tewas, di samping tujuh korban laimnya yang dibantai di sebuah kamp tidak jauh dari Weli-Oya. Pemerintah di Colombo segera mengirimkan tentara ke daerah rawan itu. Tapi sebelum mereka dapat berbuat banyak, Jumat malam itu, 18 perahu juga meluncur dari daratan Tamil Nadu di selatan India menuju pantai timur Sri Lanka. Perahu itu membawa 180 gerilyawan Tamil yang bersenjata lengkap dan sudah mendapat latihan militer di negara bagian Tamil Nadu. Pesawat tempur AU Sri Lanka segera diperintahkan menyerap armada Tamil itu. Belasan perahu dikabarkan tercerai-berai, dan satu di antaranya dihajar saat mendekati pulau kecil Delft, lepas pantai utara. Korban, sembilan gerilyawan Tamil terbunuh, dan sejumlah lain tertangkap - di antara mereka ada seorang yang mengaku bahwa para gerilyawan memang dilatlh di Tamil Nadu. Menteri keamanan Sri Lanka Lalith Athulatmudali menyatakan, sekitar 4.000 gerilyawan telah diberangkatkan dari Tamil Nadu untuk menyerang daerah utara Sri Lanka yang mayoritasnya berasal dari India itu. Tak ayal lagi, perwakilan Sri Lanka menyampaikan protes keras kepada pemerintah di New Delhi. Tapi tuduhan Colombo ini tiap kali disangkal pemerintah India. Sementara itu, 65 perusuh dikabarkan tewas dalam kontak-kontak senjata dengan tentara Sri Lanka. Sejak 400 orang Tamil terbunuh dalam kerusuhan tahun lalu, sengketa rasial, yang kian meruncing itu, belum juga dapat dicarikan jalan keluarnya oleh Perdana Menteri Junius Jayewardene. Bentrokan besar dan kecil terjadi silih berganti. Agustus, misalnya, sebuah bank dirampok di Jaffna, lalu sebuah pos polisi diledakkan, juga di Jaffna, November lalu. Untuk mendapatkan otonomi tampaknya orang Tamil terpaksa memilih perjuangan bersenjata. Front Pembebasan Tamil (TULF), partai Tamil terbesar, minimal menuntut pemerintahan otonom bagi minoritas yang hanya 15% dari 17 juta penduduk Sri Lanka. Ekstremis Tamil, sebaliknya, menuntut sebuah negara terpisah dan, kalau benar, mereka inilah yang mengatur latihan militer di negara bagian Tamil Nadu, selatan India. Sebegitu jauh, pribumi Sinhale cuma bersedia melaksanakan desentralisasi pemerintahan pada tingkat distrik, bukan tingkat daerah. Otonomi dacrah, menurut mereka, bisa menjurus ke perpecahan. lni berarti tuntutan minimal minoritas Tamil tidak pernah akan terpenuhi. Dan TULF pun tampaknya tidak bersemangat terhadap usul-usul Jayewardene yang lain. Andaikan TULF setuju tawaran Jayewardene, sudah bisa dipastikan kelompok ekstremis Macan Macan Pembebas Tamil Elam akan menolak. Macan-macan ini terbukti semakin kuat dan beringas, sementara di pihak lain Jayewardene sudah pula bersumpah akan menyapu bersih kaum teroris.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus