Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta -Singapura dilanda gelombang baru COVID-19 dalam sebulan terakhir. Kendati demikian, Menteri Kesehatan Ong Ye Kung tidak begitu khawatir dengan jumlah infeksi harian yang meningkat karena sudah menganggap penyakit itu sebagai endemik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Infeksi harian di Singapura meningkat dari sekitar 1.400 sebulan lalu menjadi sekitar 4.000 kasus pada pekan lalu. Ong Ye Kung pada Jumat, 14 April 2023, mengatakan, sekitar 30 persen gelombang baru COVID-19 adalah infeksi ulang, lebih tinggi dari proporsi 20 persen hingga 25 persen sebelumnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Jumlah pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit telah meningkat. Dari 80 bulan lalu, pasien covid-19 yang dirawat pada bulan ini menjadi 220. Ini masih "jauh di bawah" angka selama puncak pandemi dan jauh lebih rendah daripada jumlah pasien yang dirawat di rumah sakit untuk non -infeksi COVID-19.
Walau angka infeksi COVID-19 meningkat, Ong mengklaim ini merupakan demonstrasi yang jelas soal seberapa jauh Singapura telah berhasil menangani COVID-19.
"Bahkan selama gelombang infeksi COVID-19 seperti sekarang, kami terus menjalani hidup secara normal, kami tidak disibukkan dengan angka infeksi. Seperti inilah seharusnya endemisitas."
Menurut Ong, kurang dari 10 pasien COVID-19 telah berada di unit perawatan intensif pada satu waktu selama sebulan terakhir.
Berbicara selama seminar rencana kerja kolektif kesehatan tahunan Grup Perawatan Kesehatan Nasional, Ong juga menanggapi komentar dari beberapa orang yang mengaitkan peningkatan infeksi COVID-19 Singapura dengan para pelancong.
“Tetapi pemahaman bahwa ini menyebabkan peningkatan infeksi sebenarnya tidak benar,” kata menteri.
Ong mengatakan Singapura terus melakukan pengurutan genetik sampel virus. Dia mencatat bahwa sekarang ada beberapa varian COVID-19 yang beredar, termasuk XBB.1.16.
"Yang menarik sekarang adalah XBB.1.16. Ini hanya menarik karena seseorang memberinya nama seksi bernama Arcturus," katanya.
"Tapi sebenarnya dari semua varian strain sekarang, tidak ada satu pun yang kami perhatikan sangat dominan. Tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa salah satu dari mereka menyebabkan penyakit yang lebih parah."
Singapura, pada Februari, menurunkan pengetatan COVID-19 dan peringatan penyakitnya ke level terendah sejak pandemi dimulai. Angka infeksi COVID-19 sekarang diperbarui setiap minggu.
Sementara perkiraan infeksi harian telah meningkat, menteri kesehatan mengatakan ini adalah sebagian kecil dari 20.000 atau lebih kasus harian yang dialami Singapura selama puncak pandemi.
Pilihan Editor: Gelombang Covid-19 Kembali Hantui Asia, Angka Kasus Naik Lagi
CHANNEL NEWSASIA