Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Sip lagi

Pesawat dc-10 yang dilarang terbang di as dan negara lain di dunia akibat kecelakaan yang menewaskan 273 penumpangnya di dekat chicago akhirnya diizinkan terbang kembali oleh ffa.(ln)

21 Juli 1979 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KONTROVERSI DC-10 berakhir sudah. Setidak-tidaknya bagi 8 perusahaan penerbangan di Amerika Serikat yang mengoperasikan jenis pesawat ini. Juga bagi sejumlah perusahaan di luar Amerika yang mempunyai jalur penerbangan DC-10 ke negeri itu. FAA 13 Juli lalu secara resmi mencabut larangan terbang bagi DC-10. Bersamaan dengan itu udara Amerika Serikat dinyatakan terbuka kembali bagi penerbangan DC-10 dari luar negeri. Ketika Juni lalu sejumlah negara Eropa memutuskan untuk menerbangkan DC-10 mereka kembali -- terlepas dari larangan FAA -- udara Amerika tetap tertutup bagi pesawat itu. Berangsur-angsur perusahaan penerbangan di seluruh dunia --kecuali Amerika Serikat -- mulai menerbangkan pesawat DC-10 mereka. Tetapi berbagai negeri menetapkan kebijaksanaan yang berbeda, sehingga tetap menyulitkan mengatur jalur penerbangan yang normal. Israel, misalnya, yang semula telah mengizinkan DC-10 Swiss Air mendarat di Tel Aviv, dua hari kemudian menutup kembali udaranya. Jepang sampai saat terakhir tetap melarang armada DC-10 milik JAL untuk terbang dan tetap menutup udara mereka bagi DC-10 dari luar. Larangan ini dicabutnya bersamaan dengan keputusan terakhir FAA. Langhorne Bond, Kepala FAA, masih meminta kedelapan perusahaan penerbangan di Amerika yang mengoperaslkan DC-10 untuk secara teratur memeriksa rakitan penyangga mesin mereka dan supaya melaporkan setiap kelainan kepada FAA. Perusahaan pembuat DC-10, McDonnell Douglas, dalam waktu dua tahun mendatang diberi kesempatan untuk memperbaiki konstruksi rakitan penyangga mesin itu. Namun jurubicara McDonnell Douglas di Long Beach, California, menyatakan bahwa DC-10 merupakan jenis pesawat yang cukup baik, dan selalu dapat diandalkan. Perusahaannya tentu gembira atas keputusan FAA, sehingga DC-10 itu dapat terbang kembali di wilayah AS. Gegabah FAA pada 6 Juni lalu mendaratkan semua DC-10 dengan mencabut sertifikat tipenya. Tujuannya adalah untuk memaksa McDonnell Douglas membuktikan secara legal bahwa tidak terdapat kesalahan disain atau konstruksi pada DC-10 itu. berbagai tim ahli FAA meneliti dengan seksama semua DC-10 dan mengusut terus sebab kecelakaan pesawat jenis itu dekat Chicago yang menewaskan 273 orang. Ternyata kecelakaan DC-10 dekat Chicago itu tidak disebabkan oleh kesalahan disain atau konstruksi pesawat itu, melainkan karena kejorokan dalam pemeliharaannya. Minat terhadap penggunaan DC-10 agaknya tidak berkurang di kalangan penumpang pesawat udara. Di Frankfurt, jurubicara Lufthansa menyatakan DC-10 mereka beroperasi dengan muatan penumpang normal. "Agaknya para penumpang berpendapat bahwa DC-10 itu adalah pesawat yang sangat baik dan orang Amerika bertindak gegabah dengan mendaratkannya," katanya. Jurubicara perusahaan Swiss Air menyatakan nada yang sama. "Belum ada penumpang yang menolak naik DC-10," ujarnya. "Bahkan pada jalur penerbangan ke Timur Jauh, DC-10 itu sering overbooked, sehingga orang pesan tempat jauh sebelumnya." Air New Zealand melalui jurubicaranya menambahkan: "Mungkin tidak masuk akal, tetapi sekarang amat sulit untuk memperoleh tempat pada sebuah pesawat bikinan McDonnell Douglas."

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus