KONTROVERSI DC-10 berakhir sudah. Setidak-tidaknya bagi 8
perusahaan penerbangan di Amerika Serikat yang mengoperasikan
jenis pesawat ini. Juga bagi sejumlah perusahaan di luar Amerika
yang mempunyai jalur penerbangan DC-10 ke negeri itu.
FAA 13 Juli lalu secara resmi mencabut larangan terbang bagi
DC-10. Bersamaan dengan itu udara Amerika Serikat dinyatakan
terbuka kembali bagi penerbangan DC-10 dari luar negeri.
Ketika Juni lalu sejumlah negara Eropa memutuskan untuk
menerbangkan DC-10 mereka kembali -- terlepas dari larangan FAA
-- udara Amerika tetap tertutup bagi pesawat itu.
Berangsur-angsur perusahaan penerbangan di seluruh dunia
--kecuali Amerika Serikat -- mulai menerbangkan pesawat DC-10
mereka. Tetapi berbagai negeri menetapkan kebijaksanaan yang
berbeda, sehingga tetap menyulitkan mengatur jalur penerbangan
yang normal.
Israel, misalnya, yang semula telah mengizinkan DC-10 Swiss Air
mendarat di Tel Aviv, dua hari kemudian menutup kembali
udaranya. Jepang sampai saat terakhir tetap melarang armada
DC-10 milik JAL untuk terbang dan tetap menutup udara mereka
bagi DC-10 dari luar. Larangan ini dicabutnya bersamaan dengan
keputusan terakhir FAA.
Langhorne Bond, Kepala FAA, masih meminta kedelapan perusahaan
penerbangan di Amerika yang mengoperaslkan DC-10 untuk secara
teratur memeriksa rakitan penyangga mesin mereka dan supaya
melaporkan setiap kelainan kepada FAA. Perusahaan pembuat DC-10,
McDonnell Douglas, dalam waktu dua tahun mendatang diberi
kesempatan untuk memperbaiki konstruksi rakitan penyangga
mesin itu.
Namun jurubicara McDonnell Douglas di Long Beach, California,
menyatakan bahwa DC-10 merupakan jenis pesawat yang cukup baik,
dan selalu dapat diandalkan. Perusahaannya tentu gembira atas
keputusan FAA, sehingga DC-10 itu dapat terbang kembali di
wilayah AS.
Gegabah
FAA pada 6 Juni lalu mendaratkan semua DC-10 dengan mencabut
sertifikat tipenya. Tujuannya adalah untuk memaksa McDonnell
Douglas membuktikan secara legal bahwa tidak terdapat kesalahan
disain atau konstruksi pada DC-10 itu. berbagai tim ahli FAA
meneliti dengan seksama semua DC-10 dan mengusut terus sebab
kecelakaan pesawat jenis itu dekat Chicago yang menewaskan 273
orang. Ternyata kecelakaan DC-10 dekat Chicago itu tidak
disebabkan oleh kesalahan disain atau konstruksi pesawat itu,
melainkan karena kejorokan dalam pemeliharaannya.
Minat terhadap penggunaan DC-10 agaknya tidak berkurang di
kalangan penumpang pesawat udara. Di Frankfurt, jurubicara
Lufthansa menyatakan DC-10 mereka beroperasi dengan muatan
penumpang normal. "Agaknya para penumpang berpendapat bahwa
DC-10 itu adalah pesawat yang sangat baik dan orang Amerika
bertindak gegabah dengan mendaratkannya," katanya.
Jurubicara perusahaan Swiss Air menyatakan nada yang sama.
"Belum ada penumpang yang menolak naik DC-10," ujarnya. "Bahkan
pada jalur penerbangan ke Timur Jauh, DC-10 itu sering
overbooked, sehingga orang pesan tempat jauh sebelumnya." Air
New Zealand melalui jurubicaranya menambahkan: "Mungkin tidak
masuk akal, tetapi sekarang amat sulit untuk memperoleh tempat
pada sebuah pesawat bikinan McDonnell Douglas."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini