Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Denmark Mette Frederiksen, menyebut Presiden Terpilih Amerika Serikat Donald Trump, masih enggan menarik ancaman tarif terhadap negaranya. Ancaman ini dilontarkan agar Denmark tidak mencegah Greenland untuk bergabung dengan AS.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Sebagaimana yang ditunjukkan dari pihak Amerika, sayangnya, kondisi baru dapat muncul di mana kerja sama kita dengan Amerika di bidang ekonomi berkurang," kata Frederiksen dilansir dari Antara, Kamis, 16 Januari 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
PM Denmark menegaskan bahwa pihaknya tidak menginginkan berkonflik dengan AS di bidang perdagangan. "Namun, tentu saja, kami sedang dalam proses (untuk bersiap) bersama perusahaan, organisasi bisnis, maupun dengan para kolega Eropa," kata dia.
Frederiksen menyebut pembicaraan melalui telepon dengan Donald Trump selama 45 menit pada Rabu, 15 Januari 2025 berlangsung serius, dalam konteks meningkatnya ketegangan bilateral akibat isu Greenland yang menjadi fokus terbaru AS saat ini.
Kendati diskusi berlangsung tegang, Frederiksen tetap mengundang Trump untuk mengunjungi Denmark demi memperbaiki hubungan diplomatik. Namun, masih belum ada rencana pasti terkait kunjungan Trump ke Denmark.
Adapun, Frederiksen menegaskan kepada Trump dalam panggilan telepon tersebut bahwa kemerdekaan Greenland hanya akan diputuskan oleh rakyat Greenland sendiri.
Sementara itu, sebuah pernyataan dari Kantor PM Denmark menyebut Frederiksen menyoroti pentingnya memperkuat keamanan di kawasan Arktik dan menegaskan kesiapan Denmark bertanggung jawab lebih jauh dalam hal tersebut.
Merespon pernyataan PM Greenland Mute Bourup Egede bahwa pulau tersebut tidak dijual, Frederiksen mengatakan, "keputusan terkait kemerdekaan diputuskan oleh Greenland sendiri".
Sebelumnya, Trump pada Selasa, 7 Januari 2025 menyebut bahwa Washington akan mengenakan tarif yang lebih tinggi kepada Denmark jika mencegah Greenland untuk bergabung dengan AS.
“Kami membutuhkan Greenland untuk tujuan keamanan nasional. Masyarakat bahkan tidak tahu apakah Denmark mempunyai hak hukum atas wilayah tersebut. Namun, jika mereka (Denmark) memilikinya, mereka harus menyerahkannya karena kami memerlukannya untuk keamanan nasional, yaitu untuk dunia bebas," kata Trump pada konferensi pers di New York Mar-a-Lago.
Menurut Trump, tidak ada satu pihak pun yang mengetahui bahwa Denmark memiliki hak atau kepentingan yang tepat untuk Greenland. Selain itu, kata dia, masyarakat Greenland kemungkinan akan memilih untuk memperoleh kemerdekaan atau bergabung dengan AS.
Trump menambahkan bahwa bila Denmark mencegah hal itu, maka dia akan menerapkan tarif yang sangat tinggi kepada Denmark. Di mengatakan bahwa dia tidak mempertimbangkan penggunaan kekuatan militer untuk mengakuisisi Kanada, tetapi tidak dapat menjamin hal yang sama untuk Greenland dan Terusan Panama.
"Saya tidak dapat meyakinkan Anda, jika Anda berbicara tentang Panama dan Greenland, tidak, saya tidak dapat meyakinkan Anda, tentang kedua hal tersebut. Namun saya dapat mengatakan ini, kita memerlukannya (Terusan Panama dan Greenland) untuk keamanan ekonomi," kata Trump ketika ditanya terkait penggunaan kekuatan militer dalam mengambil alih wilayah-wilayah ini.
Untuk diketahui, Greenland merupakan koloni Denmark hingga 1953. Greenland tetap menjadi bagian dari kerajaan Denmark, tetapi menerima status otonomi dengan kemungkinan pemerintahan sendiri dan pilihan untuk independen dalam kebijakan dalam negeri pada 2009.
Trump pertama kali mengklaim atas pulau tersebut pada 2019, saat dia menjalani masa jabatan presiden pertamanya. Kemudian, pada 2024, setelah memenangkan pemilihan presiden AS, Trump kembali menegaskan minatnya dengan menyebutnya sebagai kebutuhan mutlak bagi AS untuk memiliki Greenland.
Pilihan editor: Xi Jinping Kirim Wapres Cina Hadiri Pelantikan Donald Trump