Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Partai sayap kanan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Likud, telah memperkecil jarak di belakang partai sentris pimpinan mantan menteri Benny Gantz, yang keluar dari pemerintahan persatuan pada hari Minggu (13/6), demikian hasil dua jajak pendapat pada hari Jumat (14/6).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Jajak pendapat untuk harian sayap kiri Ma'ariv dan surat kabar sayap kanan Israel Hayom, menunjukkan Partai Likud memenangkan 21 kursi di belakang Partai Persatuan Nasional pada 24 kursi. Jajak pendapat Ma'ariv minggu lalu menunjukkan partai Gantz meraih 27 kursi, sementara pada awal tahun, jajak pendapat secara teratur berada di angka 30-an.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Jajak pendapat Ma'ariv menunjukkan koalisi yang berkuasa saat ini memenangkan 52 kursi di Knesset yang memiliki 120 kursi, melawan 58 kursi untuk partai-partai oposisi utama, dengan keseimbangan 10 kursi yang dipegang oleh United Arab List dan aliansi sayap kiri Hadash-Ta'al.
Jajak pendapat Israel Hayom menempatkan koalisi ini pada 50 kursi melawan 61 kursi untuk partai-partai oposisi dan 9 kursi untuk UAL dan Hadash-Ta'al.
Kedua jajak pendapat tersebut menunjukkan bahwa mayoritas pemilih lebih memilih Gantz sebagai perdana menteri dalam pilihan head-to-head dengan Netanyahu. Namun jajak pendapat Israel Hayom menunjukkan bahwa jika mantan perdana menteri Naftali Bennett bergabung dengan Avigdor Liberman dan Gideon Saar, dua politisi kanan tengah dari luar kubu Likud, aliansi mereka dapat mengalahkan Likud dan Partai Persatuan Nasional pimpinan Gantz.
Gantz, mantan jenderal angkatan darat dan menteri pertahanan pada pemerintahan sebelumnya, bergabung dengan koalisi Netanyahu tahun lalu sebagai bentuk persatuan nasional setelah serangan dahsyat oleh Hamas pada 7 Oktober lalu.
Namun ia berulang kali berselisih dengan para menteri lain dan baru-baru ini memutuskan keluar dari pemerintahan. Ia menuntut Netanyahu untuk mengartikulasikan rencana strategis yang jelas untuk perang di Gaza, yang kini telah memasuki bulan kesembilan.
Netanyahu, yang secara luas disalahkan atas kegagalan keamanan yang memungkinkan terjadinya serangan 7 Oktober, telah menolak untuk mengadakan pemilihan umum dini dan biasanya tidak akan menghadapi para pemilih hingga tahun 2026 jika koalisinya dengan partai-partai pro-pemukim agama dan sayap kanan bertahan.
REUTERS
Pilihan Editor: Otoritas Palestina Siap Kendalikan Pos Pemeriksaan Rafah di Gaza