Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Tawaran Di Tepi Barat

Libanon panas lagi, terjadi bentrokan berdarah, begin memperlama kehadiran tentara israel di libanon daerah pemukiman israel di tepi barat diperbanyak. (ln)

18 Desember 1982 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

DESEMBER ini, Ariel Sharon sudah berangkat ke New York, Raja Hussein bermuhibah ke Moskow-Beijing-Tokyo, Menlu George Shultz berbincang-bincang dengan Presiden Husni Mubarak di Roma, sementara Philip Habib mulai sibuk lagi dengan tour Timur Tengahnya. Semua kegiatan itu dimaksudkan untuk menciptakan stabilitas di Timur Tengah, namun belum ada kemajuan yang berarti. Yang jelas terlihat ialah Libanon panas lagi. Pekan silam bentrokan bersenjata meletus di Tripoli, kota kedua terbesar di utara Beirut. Sekali ini pasukan sukarela Muslim Alawite yang dikenal juga sebagai Kestaria Arab telah adu kekuatan dengan kelompok Sunni dari organisasi Perlawanan Populer. Dikabarkan 28 orang tewas, di antaranya 5 tentara Suriah, dan 94 lagi luka-luka. Pertempuran berlanjut 4 hari dengan roket dan mortir. Selama itu pula « juta penduduk Tripoli mendekam ketakutan dan menutup pintu rumah mereka. Kekerasan berdarah semacam itu sejak pertengahan Oktober sudah lebih dulu berkecamuk di pebukitan Shouf di tenggara Beirut. Di kawasan yang diduduki tentara Israel ini orang Islam Druse terlibat tembak-menembak dengan pasukan sukarela Kristen. Permusuhan itu mencapai puncaknya awal Desember, ketika ada usaha membunuh Walid Jumblatt. Pemimpin Druse yang Muslim kiri itu cedera berat tatkala sebuah bom meledak dalam sebuah garasi bawah tanah. Ia selamat, 4 orang tewas, 15 luka-luka. Khawatir melihat aksi kekerasan yang semakin meningkat, Presiden Libanon Amin Gernayel telah menghimbau pemerintah AS, Prancis dan Italia untuk melipatduakan tentara perdamaian mereka yang kini baru berjumlah 3.800. Dengan kekuatan lebih besar, Gemayel agaknya berhatap b.entrokan sesama Libanon bisa cepat dlatasi, supaya penarikan mundur pasukan Suriah (30.000), PLO 8.000) dan Israel (40.000 bisa pula segera terlaksana. Dan baru sesudah itu, Libanon dapat dibangun kembali. Tapi hal penarikan mundur itu pula yang kini merisaukan banyak pihak, AS teruuma. Presiden Gemayel cenderung menghendaki aar tentara Israel yang sudah berhasil mengusir PLO dari Beirut Barat supaya lebih dulu angkat kaki dari Libanon. Tapi Israel malah bermaksud tinggal 6 bulan sampai 1 tahun lagi di Libanon. Begin mengulur waktu selama mungkin, sementara pemukiman Yahudi di Tepi Barat semakin dipacu. Memang kegiatan pemukiman itu bertentangan dengan rencana perdamaian Reagan, namun Israel tidak peduli. Sampai tahun 1985 Organisasi ionis Sedunia akan memboyong 100.000 cucu Nabi Daud e negeri orang Arab Palestina yang mereka duduki itu. Daerah pemu kiman Israel diperbanyak sampai 103 buah, lengkap dengan jalan raya yang mulus dan perumahan yang lumayan. Kepada warga Israel, pemu kiman di Tepi Barat itu ditawarkan secara menggiurkan. Daerah pegunungan yang indah itu hanya 40 menit perjalanan dari Tel Aviv. Aha! Andaikata tawaran itu sukses, akan ada 100.000 Israel di tengah 800.000 Arab Palestina di Tepi Barat. Fakta ini diperhitungkan dapat memperkuat kartu Israel nanti dalam perundingan yang menyangkut hak otonomi bagi bangsa Palestina di Tepi Barat dan Jalur Gaza. Untuk hak otonomi itu pula Raja Hussein mengadakan muhibah ke Moskow, Beijing, Tokyo. Dari pemimpin di sana Hussein mendapat dukungan untuk rencana Perdamaian Liga Arab sementara mereka tidak pula menutup pengakuan atas eksistensi Israel. Yasser Arafat yang semula nampak rukun dengan Hussein -- sehubungan pembentukan negara Palestina merdeka belakangan ini tegas menolak usul perdamaian Reagan. Kelompok radikal PLO mungkin telah memojokkan Arafat, padahal pemimpin ini sebelumnya tidak sekaku itu. Raja Maroko Hassan 11 sementara itu bersiap-siap ke London mencari dukungan untuk rencana perdamaian Fez seraya menunggu bagaimana sikap AS terhadap perluasan pemukiman Israel di Tepi Barat. Dalam hal ini Washington terbukti bisa luwes. Sembari tetap pro Israel di PBB, pemerinuhan Reagan baru-baru ini menolak rencana tambahan bantuan sebesar US$ 475 juta untuk Israel, walaupun Komite dalam Senat menyetujuinya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus