Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Teka teki wang

Pilot penerbangan sipil taiwan, wang xijue, 57, membelot ke rrc. pilot sipil pertama yang membelot ke rrc. istrinya di taiwan menuduh rrc memaksa wang berbuat demikian. (ln)

17 Mei 1986 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BEGITU muncul dari perut pesawat Boeing 747 yang berbadan lebar itu, Wang, 57, menebarkan senyum seraya melambaikan kedua tangannya kepada sejumlah penjemput yang menunggu di ujung tangga bandara internasional Beijing, RRC. Mengenakan seragam putih biru, pilot kawakan China Airlines itu disambut dengan untaian bunga oleh sekelompok gadis. Wang memang disambut sebagai pahlawan. Maklum, ia merupakan pilot pesawat perusahaan penerbangan sipil Taiwan yang pertama yang membelot ke RRC. Hari itu seharusnya ia mendaratkan pesawatnya di Hong Kong, tapi ternyata ia mendarat di Guangzhou (Kanton) yang tidak terlalu jauh letaknya. Setelah itu tanpa senyum ia menyalami ayah dan ketiga saudaranya. Mereka terpisah sejak 1949. Sesudah Wang dan keluarganya meninggalkan bandar udara, para pejabat RRC, yang sangat bergembira, bergantian berpotret bersama di depan Boeing 747 itu. Alasan pembelotan Wang: ia kecewa pada berbagai ketimpangan di Taiwan. Antara lain korupsi, angka kejahatan yang tinggi, dan kemacetan lalu lintas. "Di samping itu, polisi rahasia banyak berkeliaran untuk menakut-nakuti penduduk," kata ayah tiga anak dan seorang istri yang ditinggalkannya di Taiwan itu. Ia juga menyebut kerinduan kepada keluarga sebagai alasan pembelotannya itu. Kapten pilot itu memang lahir di RRC, di Provinsi Sinchuan. Pada umur 12 tahun, Wang lari meninggalkan RRC dan tinggal di Taiwan. Kisah pembelotan pilot Taiwan ke RRC atau sebaliknya sebenarnya bukan cerita baru. Kolonel Huang Zhieheng, penerbang pesawat F5F Taiwan, minggat ke Cina tahun 1981. Seperti Wang, pilot ini disambut dengan tangan terbuka. Bahkan, kabarnya, ia hidup lebih nyaman ketimbang perwira AU RRC lainnya. Di pihak lain, RRC pun pernah kehilangan MiG-21 beserta penerbangnya, ketika Kapten Sun Tien Chin mendarat di Seoul tahun 1983. Sun kemudian minta suaka ke Taiwan menyusul rekannya Mayor Wu yang konon masih bertugas di angkatan udara negeri itu. Iming-iming hadiah 7.000 tail emas seharga US$ 3,85 juta waktu itu jelas menjadi daya tarik para pilot untuk membelot dan hidup enak di negeri asing. Tapi mereka semua penerbang militer. Pembelotan pesawat sipil baru pertama kali terjadi pekan lalu. Selain membawa pilot pembantu, Dong Guangxing, 57, dan juru mesin, Qiu Mingzhi, 40, pesawat ini membawa barang seberat 96.500 kilogram. Hingga kini belum ada penjelasan resmi dari pemerintah RRC yang menyangkut barang bawaan dan nasib kedua rekan Wang yang tampaknya enggan ikut membelot. Kabarnya, kedua orang itu masih disimpan di sekitar wilayah Guangzhou untuk menghindari pers sambil menunggu perkembangan lebih lanjut. Belum jelas bagaimana nasib pesawat Boeing itu bersama kedua awaknya yang lain. Akhir pekan lalu Beijing mengatakan, pihak Taiwan bisa mengusulkan suatu tempat untuk membicarakan cara pengembalian pesawat dan kedua awaknya itu ke Taipei. Usul ini ditafsirkan sebagai kegagalan Beijing untuk mengajak Taipei berunding langsung. Taiwan telah meminta perusahaan Cathay Pacific untuk bertindak sebagai perantara. Tapi hingga awal pekan ini perundingan belum juga dimulai. Pihak Taiwan sendiri menuduh pembelotan ini didalangi Beijing. Istri Wang, Ny. Fei-Shio-ling, menuduh pemerintah Beijing menggunakan suaminya sebagai bahan propaganda dan memaksanya bertindak sebagai boneka. "Sebagai istrinya selama 30 tahun, saya mengenal betul tabiatnya. Ia tidak pernah ngomong seperti itu sebelumnya," katanya. Ia juga tidak percaya Wang membelot karena kepingin bertemu ayahnya. "Dia hampir tidak pernah berbicara mengenai ayahnya. Saya bahkan yakin, ia tidak tahu keadaan mereka," katanya. Ada dugaan di Taiwan, seorang agen RRC naik pesawat itu di Bangkok, lalu memaksa Wang mendarat di Guangzhou.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus