Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - H&M berencana menjual aksesoris dan baju bekas di toko utamanya di London mulai 5 Oktober 2023, seiring dengan meningkatnya tekanan terhadap perusahaan-perusahaan fast fashion untuk mengurangi dampak lingkungan dengan mendorong penggunaan kembali dan daur ulang pakaian.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ketika Uni Eropa merencanakan peraturan baru untuk menindak limbah tekstil di blok tersebut, H&M mengatakan hal ini adalah "bagian dari masalah", sehingga cara produksi dan konsumsi fesyen perlu diubah.
Koleksi pakaian wanita "PRE-LOVED", di toko H&M's Regent Street, akan mencakup pakaian dari beberapa merek dan desainer lain serta merek grup H&M, yang meliputi Arket, Cos, Monki, dan Weekday.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ini akan menjadi toko H&M kedua yang menawarkan pakaian bekas, setelah Barcelona yang dibuka awal tahun ini. H&M juga memiliki penawaran barang bekas online di Swedia dan Jerman.
Koleksi barang bekas musim gugur-musim dingin 2023 akan mencakup gaun dan kemeja metalik, jas hujan, dan "rajutan trendi", kata H&M, dengan item baru ditambahkan setiap hari.
Pakaian tersebut akan bersumber dari Flamingos Vintage Kilo, sebuah perusahaan yang menjalankan toko pakaian vintage bekas di Eropa dan Amerika Serikat, dan akan dihargai mulai dari 29,99 pound (Rp500 ribu) hingga 189 pound atau Rp3,6 juta, kata H&M.
H&M meluncurkan layanan penyewaan pakaian di toko Regent Street pada November tahun lalu.
Penjualan kembali pakaian bekas secara peer-to-peer telah menjadi bisnis besar, dengan platform online seperti thredUP, Vinted, dan Depop berkembang biak dan merek pun mengikutinya dengan meluncurkan layanan mereka sendiri.
Zara pekan lalu meluncurkan layanan barang bekas online di Prancis, setelah mengujinya di Inggris sejak November tahun lalu.
REUTERS