Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Berita top 3 dunia kemarin dimulai dari kisah pendiri Kerajaan Arab Saudi, Abdul Aziz bin Saud. Ia memproklamasikan kemerdekaan Arab Saudi atau Saudi Arabia pada 23 September 1932.
Berita lainnya top 3 dunia adalah ditemukannya kembali bayi laki-laki anak pengungsi Afghanistan yang hilang setelah diserahkan pada tentara AS pada Agustus 2021. Berita terakhir adalah Rusia yang bereaksi keras terhadap pernyataan Amerika Serikat terkait kerusuhan di Kazakhstan. Berikut berita selengkapnya:
1. Kisah Abdul Aziz bin Saud Mendirikan Kerajaan Saudi Arabia
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kerajaan Saudi Arabia adalah sebuah negara monarki yang terletak di Jazirah Arab. Abdul Aziz ibn Abdurrahman al-Saud dikenal juga sebagai Ibnu Saud memproklamasikan kemerdekaan Kerajaan Saudi Arabia pada 23 September 1932. Dalam mendirikan negara tersebut, sebelumnya Ibnu Saud harus melalui proses penaklukan kota-kota di Jazirah Arab.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Abdul Aziz bin Saud lahir di Riyadh pada November 1880. Ia merupakan anak pasangan Abdul Rahman ibn Faisal dan Sara binti Ahmad al-Kabir Sudayri. Saat remaja, ia mengalami masa-masa di mana keluarganya sedang mengalami keterpurukan pada akhir masa Kerajaan Saudi Arabia kedua di Najd. Sebab, Ibnu Saud bersama ayahnya harus diusir hingga ke daerah Kuwait karena kedudukannya di Riyadh direbut oleh Muhammad bin Rasyid pada 1891.
Imbas daripada itu, keluarga Saud jatuh dalam keadaan miskin. Di sisi lain, Ibnu Saud mendapat banyak pelajaran tentang politik sejak kepindahannya ke Kuwait tersebut. Tak jarang, ia harus mengalami dan melihat secara langsung peristiwa-peristiwa pertikaian akibat konflik internasional.
Dilansir dari sebuah buku berjudul Sejarah Peradaban Islam dari Klasik hingga Modern (2003), perjuangan Ibnu Saud dimulai dengan merebut kembali tanah keluarganya dari kekuasaan Dinasti Rashidi. Pada 1902, yakni ketika Ibnu Saud menginjak usia 21 tahun, ia bersama pasukan keluarga dan saudaranya berhasil merebut kembali Riyadh dengan membunuh Gubernur Rashidi.
Tepatnya pada tanggal 8 Januari 1926, Ibnu Saud dinobatkan sebagai Raja Hijaz di Masjidil Haram, Mekkah. Setelah berhasil menguasai sebagian besar wilayah Jazirah Arab dari musuh-musuhnya, pada tahun 1932 Ibnu Saud menamakan tanah gabungan Hijaz dan Najd sebagai Arab Saudi. Dengan demikian, dapat dipahami bahwa nama Saudi diambil dari nama keluarga Raja Abdul Aziz al-Saud yang merupakan raja pertama kerajaan Saudi Arabia.
Setelah itu, Ibnu Saud bersama keluarganya mulai membangun Kerajaan Saudi Arabia. Melansir dari the-saudi.net, semula tanah Arab Saudi yang berupa tanah-tanah tandus berubah menjadi daerah makmur dan kaya raya. Hal itu disebabkan oleh keberhasilan Ibnu Saud yang berhasil menemukan sumber-sumber kekayaan minyak bumi di tanah tersebut pada 1932. Selain itu, ia juga membangun sejumlah fasilitas dan melepaskan penduduk-penduduk dari ikatan suku.
2. Drama Bayi Afghanistan Hilang setelah Diserahkan ke Tentara AS Berakhir Bahagia
Seorang bayi laki-laki anak pengungsi Afghanistan yang hilang setelah diserahkan pada tentara AS untuk diselamatkan di tengah kekacauan Bandara Kabul pada Agustus 2021, akhirnya ditemukan.
Bayi bernama Sohail Ahmadi, yang baru berusia 2 bulan ketika hilang, sudah dipertemukan dengan neneknya di Kabul, Sabtu, 8 Januari 2022.
Sohail Ahmadi hilang pada 19 Agustus 2021 ketika ribuan orang bergegas meninggalkan Afghanistan karena jatuh ke tangan Taliban.
Menurut Reuters, bayi itu diselamatkan seorang sopir taksi berusia 29 tahun bernama Hamid Safi yang menemukannya di bandara dan membawanya pulang untuk dibesarkan sebagai anaknya sendiri.
Sohali diupayakan akan bersatu kembali dengan orang tua dan saudara kandungnya yang sekarang bermukim di Amerika Serikat.
Selama evakuasi Afghanistan yang penuh gejolak, Mirza Ali Ahmadi - ayah anak laki-laki yang bekerja sebagai penjaga keamanan di kedutaan AS - dan istrinya Suraya khawatir anak mereka akan terluka dalam kerumunan saat mereka mendekati gerbang bandara dalam untuk evakuasi ke Amerika.
Ahmadi mengatakan kepada Reuters pada awal November dalam keputusasaannya hari itu, dia menyerahkan Sohail di atas tembok bandara kepada seorang tentara berseragam yang dia yakini sebagai orang Amerika. Ia berharap akan segera mencapai sisa 5 meter ke pintu masuk dan kembali bertemu anaknya.
Tepat pada saat itu, pasukan Taliban mendorong kerumunan sehingga perlu setengah jam sebelum Ahmadi, istrinya dan empat anak mereka yang lain bisa masuk ke dalam. Tapi bayi itu tidak bisa ditemukan.
Ahmadi mengatakan dia mencari putranya dengan putus asa di dalam bandara dan diberitahu oleh para pejabat bahwa dia kemungkinan telah dibawa ke luar negeri secara terpisah dan dapat dipersatukan kembali dengan mereka nanti.
Ahmadi dan keluarganya akhirnya dievakuasi ke pangkalan militer di Texas. Selama berbulan-bulan mereka tidak tahu di mana putra mereka berada.
Kasus ini menyoroti penderitaan banyak orang tua yang terpisah dari anak-anak mereka selama upaya evakuasi tergesa-gesa dan penarikan pasukan AS dari negara itu setelah perang 20 tahun.
Dengan tidak adanya kedutaan AS di Afghanistan dan organisasi internasional yang kewalahan, para pengungsi Afghanistan mengalami kesulitan mendapatkan jawaban tentang waktu, atau kemungkinan, reunifikasi kompleks seperti ini.
Departemen Pertahanan AS, Departemen Luar Negeri dan Departemen Keamanan Dalam Negeri tidak menanggapi permintaan komentar pada hari Sabtu.
Selengkapnya baca di sini.
3. Balas Blinken Soal Kazakhstan, Rusia Ejek AS sebagai Perampok dan Pemerkosa
Rusia bereaksi keras atas pernyataan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken bahwa Kazakhstan mungkin akan mengalami kesulitan mengeluarkan pasukan Rusia yang mereka undang untuk meredam kerusuhan dalam unjuk rasa menentang kenaikan BBM.
Kementerian Luar Negeri Rusia menyebut pernyataan Blinken "sudah biasa ofensif" dan menuduhnya bercanda tentang peristiwa tragis di Kazakhstan. Moskow balik menyindir Washington agar menganalisis rekam jejak intervensinya di negara-negara seperti Vietnam dan Irak.
"Jika Antony Blinken sangat menyukai pelajaran sejarah, maka dia harus mempertimbangkan hal-hal berikut: ketika orang Amerika berada di rumah Anda, akan sulit untuk tetap hidup dan tidak dirampok atau diperkosa," kata kementerian itu di saluran media sosial Telegram, Sabtu, 8 Januari 2022.
"Kami diajari ini tidak hanya oleh kejadian baru-baru ini tetapi oleh semua 300 tahun kenegaraan Amerika."
“Satu pelajaran dari sejarah baru-baru ini adalah bahwa begitu orang Rusia berada di rumah Anda, terkadang sangat sulit untuk membuat mereka pergi,” kata Blinken.
Rusia mengatakan pengiriman pasukan di Kazakhstan adalah tanggapan yang sah atas permintaan Kazakhstan untuk dukungan dari Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif, aliansi negara-negara bekas Soviet yang mencakup Rusia.
Pengiriman pasukan dilakukan pada saat hubungan Moskow dengan Washington dalam tensi tinggi ketika kedua negara bersiap untuk pembicaraan mengenai krisis Ukraina mulai Senin besok.
Moskow telah mengerahkan sejumlah besar pasukan di dekat perbatasannya dengan Ukraina, tetapi menolak kecurigaan Barat bahwa mereka berencana untuk menyerang.
REUTERS