Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Top 3 dunia kemarin dimulai dari Rusia menembak jatuh pesawat Sukhoi di Ukraina. Rusia menyerang jet tempurnya sendiri.
Berita kedua top 3 dunia tentang kontroversi sebuah buku di Malaysia. Dalam buku tersebut, ART asal Indonesia dipanggil dengan sebutan monyet. Terakhir adalah kisah pasangan WNI di Kamboja yang disekap perusahaan judi online. Berikut selengkapnya:
Menurut rekaman yang beredar online, sistem pertahanan udara Rusia menyerang jet tempur multiperan Su-35 Rusia di sekitar kota Tokmak, Ukraina yang diduduki, menurut laporan blogger militer Rusia dan Ukraina serta akun intelijen sumber terbuka, seperti dikutip Newsweek
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Laman Telegraph melaporkan sebuah saluran Telegram yang memiliki hubungan dekat dengan angkatan udara Rusia mengkonfirmasi kejadian tersebut pada hari Jumat ketika memberikan penghormatan kepada pilot tempur, yang ttewas dalam insiden itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Rekaman yang menunjukkan bola api jatuh dari langit mulai beredar pada hari Jumat.
Ukraina mengklaim bahwa rudal S-300 Rusia telah menjatuhkan pesawat berharga lebih dari Rp 600 miliar itu.
Su-35 dirancang untuk “secara signifikan meningkatkan efektivitas keterlibatan terhadap target udara, darat dan laut”, menurut United Aircraft Corporation, sebuah perusahaan kedirgantaraan dan pertahanan Rusia.
Baca di sini selengkapnya.
Malaysia Larang Komik yang Sebut ART Indonesia Monyet...
2. Malaysia Larang Komik yang Sebut ART Indonesia sebagai Monyet
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Lalu Muhamad Iqbal menghargai keputusan pemerintah Malaysia untuk melarang peredaran komik “When I was a Kid 3” yang di dalamnya terdapat hinaan terhadap pekerja migran Indonesia.
“Yang jelas kebetulan bahasa yang digunakan adalah ‘monyet’ untuk (menyebut) tenaga kerja kita,” ujar Iqbal ketika dimintai tanggapan atas sikap Indonesia terkait komik Malaysia tersebut, di Jakarta, Jumat, 29 September 2023.
Lebih lanjut Iqbal menjelaskan bahwa terlepas dari sebutan itu ditujukan untuk orang Indonesia atau bukan, salah satu bagian komik yang menceritakan tentang seorang ayah yang mengajarkan anaknya menyebut manusia dengan ‘monyet’ sangat tidak edukatif.
“Dari perspektif edukasi itu sangat tidak edukatif dan merendahkan martabat manusia,” tutur dia.
Komik karangan Cheeming Boey itu merupakan cerita bergambar tentang masa kecilnya. Dalam “When I Was a Kid” edisi 3 bab berjudul “Coconuts II”, Cheeming bercerita ketika dia pernah dipanggil oleh ayahnya untuk melihat seekor monyet.
Namun, bukan monyet yang dilihatnya melainkan seorang pekerja rumah tangga asal Indonesia yang bekerja di rumahnya.
Klik di sini untuk berita selengkapnya.
Suami Istri asal Indonesia Disekap di Kamboja...
3. Suami Istri WNI Disekap Perusahaan Judi Online di Kamboja, Kini Sudah Dibebaskan
“Kami konfirmasi kedua WNI kita dalam keadaan baik, sehat, dan juga aman,” kata Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia (PWNI dan BHI) Kemlu RI, Judha Nugraha, saat jumpa pers hari Jumat di Jakarta Pusat.
Berdasarkan kronologi yang ia sampaikan, pekan lalu pada 22 September, KBRI Phnom Penh menerima pengadauan dari kedua WNI tersebut melalui hotline. Di hari yang sama, KBRI Phnom Penh segera berkoordinasi dengan kepolisian Kamboja untuk langkah-langkah penyelidikan dan penyelamatan.
Setelah melapor pada akhir pekan, keesokannya pada hari Senin, KBRI Phnom Penh mendapat informasi bahwa LHF dan NS sudah dibebaskan oleh pihak perusahaan. “Kemungkinan perusahaan takut karena kita sudah laporkan kepada kepolisian setempat, dan kemungkinan akan dirazia,” kata Judha.
Kedua WNI pada hari Selasa datang ke KBRI Phnom Penh dengan kondisi sehat dan baik, serta tenang secara psikis, katanya.
Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan pihak KBRI, NS pada 2018 pernah bekerja di perusahaan judi online di Kamboja. Ia sempat pulang ke Indonesia pada 2020, sebelum kembali untuk bekerja di Kamboja pada Juni 2022.
NS disusul LHF, suaminya, pada bulan Juli. Sejak itu, mereka berpindah-pindah antara perusahaan judi online dan perusahaan online scam.
“Saat ini, fokus KBRI Phnom Penh adalah mengururus SPLP (Surat Perjalanan Laksana Paspor) dan juga exit permit dari imigrasi Kamboja. Kita akan bantu pemulangan mereka secepatnya ke RI,” ujarnya.
REUTERS | ANTARA