Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Top 3 Dunia: Warga Australia Sewa Kapal Tinggalkan RI Hingga AS Anjurkan Masker

Top 3 Dunia 28 Juli 2021: warga Australia ramai-ramai sewa kapal tinggalkan RI, AS anjurkan kembali masker, dan aplikasi pembaca mood kucing.

29 Juli 2021 | 06.00 WIB

Wisatawan berpose di atas perahu pinisi di sekitar Pulau Kalong, Nusa Tenggara Timur, 2 Juli 2021. Kapal pinisi menjadi pilihan terbaik untuk menuju objek wisata Pulau Komodo, Pantai Pink, Manta Point, Pulau Padar, dan Pulau Kelor. Wisatawan yang ingin melakukan perjalanan singkat ke beberapa destinasi wisata disana dapat juga bisa menggunakan kapal cep. ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
Perbesar
Wisatawan berpose di atas perahu pinisi di sekitar Pulau Kalong, Nusa Tenggara Timur, 2 Juli 2021. Kapal pinisi menjadi pilihan terbaik untuk menuju objek wisata Pulau Komodo, Pantai Pink, Manta Point, Pulau Padar, dan Pulau Kelor. Wisatawan yang ingin melakukan perjalanan singkat ke beberapa destinasi wisata disana dapat juga bisa menggunakan kapal cep. ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Tiga berita terpopuler dunia pada 28 Juli 2021 di antaranya warga Australia ramai-ramai sewa kapal laut tinggalkan Indonesia karena PPKM, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat yang meminta warga untuk kembali pakai masker karena varian Delta, dan aplikasi smartphone yang bisa mendeteksi apakah kucing bahagia atau tidak.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Ketiga berita terpopuler Tempo Dunia di atas kami rangkum dalam Top 3 Dunia.

1. Warga Australia Ramai-ramai Sewa Kapal Laut Tinggalkan Indonesia

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Surat kabar The Australian melaporkan sejumlah warga negara Australia menyewa kapal laut untuk kembali ke negaranya karena sulitnya penerbangan dari Indonesia selama PPKM.

Operator pariwisata yang berbasis di Lombok, Brendan Nuir, menerima banyak permintaan dari ekspatriat untuk memulangkan mereka ke Australia. Tarif kapal laut sebesar AU$ 3.500 (sekitar Rp37 juta) per orang untuk perjalanan selama 67 jam dari Kupang ke Darwin, dan pelayaran menggunakan kapal tradisional phinisi.

Jumlah warga Australia yang terdampar di Indonesia diperkirakan mencapai ribuan orang. Saat ini mereka kesulitan kembali ke negaranya karena tak ada penerbangan langsung dari Indonesia sejak Januari lalu. Singapura juga melarang penerbangan transit dari Indonesia, sedangkan Australia sendiri sudah mengurangi hingga separuh kedatangan pesawat. Berita selengkapnya bisa dibaca di sini.

2. Waspada Varian Delta, Warga Amerika Serikat Diminta Lagi Pakai Masker

President Joe Biden memegang masker saat berbicara di depan media tentang upaya menangani pandemi Covid-19 usai bertemu dengan Dewan Penasihat Transisi COVID-19 di Wilmington, Delaware, 9 November 2020. Usai terpilih Joe Biden mengumumkan pembentukan gugus tugas Covid-19 untuk menyusun cetak biru mengatasi pandemi. REUTERS/Jonathan Ernst

Centers for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat meminta semua warga AS, termasuk yang sudah disuntik dua dosis vaksin Covid-19, agar mengenakan masker di dalam ruangan fasilitas umum karena varian Delta yang sangat menular.

CDC juga merekomendasikan kepada semua pelajar, guru dan staf sekolah agar memakai masker, termasuk murid kelas 12 meskipun mereka sudah diimunisasi vaksin virus corona.

Kasus virus corona di Amerika Serikat naik lagi gara-gara varian Delta Covid-19, yang lebih mudah menular. Virus ini berkembang di India dan dengan cepat menyebar. Lebih dari 80 persen kasus virus corona di Amerika Serikat adalah varian Delta.

Presiden Joe Biden mengatakan pihaknya telah meningkatkan jumlah imunisasi vaksin virus corona dan penggunaan masker diharapkan bisa membantu Amerika Serikat menghindari lockdown dan penutupan sekolah tatap muka, seperti yang pernah dihadapi negara itu pada 2020 lalu. Untuk berita selengkapnya baca di sini.

3. Aplikasi Smartphone ini Bisa Mengetahui Apakah Kucing Bahagia atau Tidak

Salah satu kucing ras yang disita dalam kasus penggerebekan narkoba digambarkan di dalam kandangnya pada lelang di penampungan hewan di provinsi Rayong, Thailand, 23 April 2021. Enam kucing ini terdiri dari lima ras Scottish Fold dan satu Bengal yang berhasil dilelang kepada pecinta kucing. REUTERS/Chalinee Thirasupa

Sebuah perusahaan teknologi kesehatan hewan dari Calgary, Kanada, yang bernama Sylvester.ai, mengembangkan aplikasi smartphone bernama Tably yang akan memudahkan pemilik kucing untuk mengetahui apakah hewan peliharaan mereka bahagia atau stres.

Melalui kamera ponsel, Tably akan melihat posisi telinga dan kepala, penyempitan mata, ketegangan moncong, dan bagaimana kumis berubah, untuk mendeteksi stres, Reuters melaporkan.

Teknologi ini didasarkan pada sebuah studi tahun 2019 yang diterbitkan dalam jurnal peer-review Scientific Reports, yang menemukan 'skala meringis kucing' atau FGS, sebagai alat yang valid dan andal untuk penilaian nyeri akut pada kucing. Untuk berita selengkapnya baca di sini.

THE AUSTRALIAN | REUTERS | TEMPO

Eka Yudha Saputra

Eka Yudha Saputra

Alumnus Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia. Bergabung dengan Tempo sejak 2018. Anggota Aliansi Jurnalis Independen ini meliput isu hukum, politik nasional, dan internasional

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus