Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Mauritius menghentikan sementara penerbangan dan bursa saham ketika Topan Freddy mendekati negara kepulauan di Samudra Hindia itu pada Senin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bandara Mauritius mengumumkan bahwa bandara internasional akan ditutup mulai Senin hingga pemberitahuan lebih lanjut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Air Mauritius memantau dengan cermat situasi dengan pihak berwenang dan akan terus memberi informasi kepada penumpang tentang perkembangannya,” tambah maskapai nasional itu di situs webnya.
Langkah itu diambil Mauritius setelah Madagaskar, negara tetangganya, juga bersiap menghadapi kemungkinan hujan lebat, banjir, dan tanah longsor di empat wilayah di pulau itu.
Topan Freddy, yang bergerak dengan kecepatan hingga 120 kilometer per jam menimbulkan ancaman langsung bagi Mauritius, kata badan cuaca negara itu.
“Saat Freddy mendekat, gelombang badai kemungkinan akan menyebabkan banjir rob di daerah-daerah yang berisiko. Oleh karena itu, sangat disarankan untuk tidak melaut," menurut buletin dari badan cuaca Mauritius.
Topan Freddy dapat bergerak hingga 130 km bagian utara-barat laut pulau itu pada sore hari.
Dalam pidatonya pada Minggu malam, Perdana Menteri Pravind Jugnauth mengatakan Freddy adalah "siklon yang sangat kuat yang merupakan ancaman langsung" ke pulau Mauritius, Rodrigues dan Saint Brandon. Dia mendesak orang untuk mengambil semua tindakan pencegahan yang diperlukan, tinggal di rumah dan tetap "waspada".
Sementara itu, otoritas di Madagaskar, yang berjarak sekitar 1.130 kilometer sebelah barat Mauritius, mengatakan bahwa badai diprediksi terjadi pada Selasa malam di wilayah antara Mahanoro di timur dan Manakara di tenggara.
Badan cuaca Madagaskar mengatakan hujan sangat deras dan banjir rob tinggi harus diwaspadai di daerah-daerah yang berisiko terkena dampak.
Badan penanggulangan bencana pemerintah sudah mengirim tenda, tali dan gergaji serta kebutuhan lainnya ke empat distrik yang kemungkinan besar akan terkena dampak, kata beberapa pejabat.
Kepulauan Samudra Hindia dan Mozambik di lepas pantai Afrika telah dilanda serangkaian badai dan siklon mematikan yang telah memaksa ribuan orang mengungsi, menghancurkan bangunan, dan merusak tanaman pertanian.
Pada Januari, badai tropis Cheneso menewaskan 33 orang dan menyebabkan 20 orang hilang di Madagaskar. Menurut pemerintah setempat, hampir 37 ribu orang telah mengungsi akibat badai itu.
Cheneso, badai tropis pertama yang melanda negara itu tahun ini, juga menyebabkan banjir dan tanah longsor.
Pilihan Editor: Otoritas Mauritius Tangkap Kapten Kapal karena Minyak Tumpah
REUTERS