Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Para pemimpin Israel memuji Presiden terpilih AS Donald Trump yang mengancam Hamas. Trump mengatakan bahwa akan ada neraka yang harus dibayar di Timur Tengah kecuali para sandera yang ditawan di Jalur Gaza dibebaskan sebelum pelantikannya pada 20 Januari 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dilansir dari Reuters, Trump menulis ancamannya itu di Truth Social. Ia tak menyebut nama kelompok mana pun. Trump hanya mengatakan para sandera harus dibebaskan pada saat dia dilantik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Jika tuntutannya tidak dipenuhi, maka Trump mengeluarkan ancaman. "Mereka yang bertanggung jawab akan menerima hukuman lebih berat daripada hukuman yang pernah diterima siapa pun dalam sejarah Amerika Serikat yang panjang dan termasyhur," ujarnya.
Hamas menangkap lebih dari 250 orang sandera dalam serangan ke Israel pada Oktober 2023. Beberapa sandera telah dibebaskan, namun separuhnya masih berada di Gaza. Sepertiga sandera diyakini telah tewas.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan banyak menterinya secara terbuka mengucapkan terima kasih kepada Trump atas kata-katanya yang keras. "Presiden Trump memberi penekanan pada tempat yang tepat, pada Hamas, dan bukan pada pemerintah Israel, sebagaimana kebiasaan (di tempat lain)," kata Netanyahu di awal rapat kabinet.
Menteri Keuangan Bezalel Smotrich mengatakan pernyataan Trump telah menjelaskan kepada semua orang siapa yang benar, dan siapa yang salah. "Ini adalah cara untuk membawa kembali para sandera dengan meningkatkan tekanan dan biaya bagi Hamas dan para pendukungnya, dan mengalahkan mereka, daripada menyerah pada tuntutan yang tidak masuk akal," ujar Smotrich.
Keluarga para sandera yang hilang juga menyampaikan rasa terima kasih. "Sekarang jelas bagi semua orang, waktunya telah tiba. Kita harus membawa mereka pulang sekarang," kata keluarga sandera.
Israel dan Hamas telah mengadakan negosiasi sejak Oktober 2023. Pada November sejumlah sandera telah dibebaskan. Sejak itu, pembahasan gencatan senjata antara Hamas dan Israel tak ada kemajuan.
Ihwal unggahan Trump, pejabat senior Hamas Basem Naim mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah menyabotase semua upaya untuk mengamankan kesepakatan yang melibatkan pertukaran sandera dengan tahanan Palestina yang ditahan di penjara Israel. "Oleh karena itu, kami memahami bahwa pesan (Trump) ditujukan pertama-tama kepada Netanyahu dan pemerintahannya untuk mengakhiri permainan jahat ini," katanya.
Analis politik Gaza Ramiz Moghani mengatakan ancaman Trump ditujukan baik kepada Hamas maupun pendukungnya, Iran. Ia memperingatkan bahwa hal itu akan membuat Israel semakin berani untuk tidak mengusir warga Palestina dari wilayah Gaza tetapi juga mencaplok wilayah di dekatnya, Tepi Barat yang diduduki Israel.