Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump menolak menjawab pertanyaan jaksa agung negara bagian New York saat diperiksa sebagai saksi pada Rabu, 10 Agustus 2022, berkaitan dengan kasus praktik bisnis keluarganya. Ia enggan memberi keterangan dengan alasan punya hak konstitusional.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Trump Organization diduga menggelembungkan nilai real estat untuk mendapatkan pinjaman yang menguntungkan. Badan itu juga ditengarai telah mengecilkan nilai aset untuk mendapatkan keringanan pajak.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Saya menolak untuk menjawab pertanyaan di bawah hak dan hak istimewa yang diberikan kepada setiap warga negara di bawah Konstitusi Amerika Serikat," kata Trump dalam sebuah pernyataan, satu jam setelah memberi kesaksian tertutup.
Amandemen Kelima Konstitusi melindungi terhadap tuduhan diri sendiri. Namun, sikap Trump yang ogah menjawab pertanyaan masih bisa membawa konsekuensi. Seandainya penyelidikan mengarah ke persidangan, juri dapat mempertimbangkan sikap diamnya. Langkah tertutup Trump juga mungkin bakal dilihat sebagai celah politik oleh rivalnya sebab dia masih ingin maju sebagai kandidat presiden 2024.
Jaksa Agung New York, Letitia James, mengatakan penyelidikannya menemukan bukti signifikan bahwa Trump Organization memberi bank dan otoritas pajak informasi keuangan yang menyesatkan untuk mendapatkan keuntungan. Adapun bisnis Trump di perusahaan itu mencakup perhotelan, lapangan golf, dan real estat lainnya.
Trump diperiksa selama enam jam di kantor jaksa agung Manhattan. Juru bicara kantor jaksa agung New York membenarkan bahwa Trump tak mau memberikan keterangan kepada James.
"Jaksa Agung James akan mengejar fakta dan hukum ke mana pun mereka mengarah," kata juru bicara itu. "Penyelidikan kami berlanjut."
Pemimpin Partai Republik itu dalam pernyataannya sekali lagi membantah melakukan kesalahan. Dia menuding penyelidikan James, yang merupakan seorang Demokrat, sebagai bagian dari dendam kesumat terhadapnya. Trump juga menyemprot media yang membencinya.
Trump kemudian menghubungkan penyelidikan James dengan penggeledahan FBI di rumahnya di Florida Mar-a-Lago pada Senin, 8 Agustus 2022. Kasus tersebut merupakan penyelidikan federal tentang apakah dia secara ilegal menghapus catatan dari Gedung Putih saat dia meninggalkan kantor pada Januari 2021.
"Ketika keluarga Anda, perusahaan Anda, dan semua orang di sekitar Anda telah menjadi target perburuan penyihir yang tidak berdasar dan bermotivasi politik yang didukung oleh pengacara, jaksa, dan media berita palsu, Anda tidak punya pilihan," kata Donald Trump.
REUTERS