Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Luar Negeri Vatikan Kardinal Italia Pietro Parolin pada Kamis 8 November 2024 mengucapkan selamat kepada presiden terpilih AS Donald Trump. Namun, Vatikan mengungkapkan keraguan bahwa Partai Republik memiliki “tongkat ajaib” untuk mengakhiri konflik dengan cepat seperti yang dijanjikan selama kampanye.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Kami mendoakan dia banyak hikmah karena itulah keutamaan utama seorang pemimpin menurut Alkitab,” kata Kardinal Italia Pietro Parolin kepada wartawan di sela-sela konferensi di roRoma.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ketika ditanya tentang janji Trump untuk mengakhiri perang di Ukraina “dalam waktu 24 jam,” Parolin menjawab: “Mari berharap, mari berharap. Saya percaya dia bahkan tidak memiliki tongkat ajaib.”
“Untuk mengakhiri perang, diperlukan kerendahan hati yang besar, kemauan yang besar, dan memang perlu mengupayakan kepentingan umum umat manusia dibandingkan berkonsentrasi pada kepentingan tertentu,” ujarnya.
Untuk mengatasi perpecahan dalam masyarakat Amerika, Parolin mengatakan dia berharap Trump akan menjadi “presiden seluruh negeri.”
Ia juga berharap ia akan menjadi “faktor yang mengurangi ketegangan… dalam konflik yang sedang berdarah di dunia saat ini.”
Komentar Parolin adalah reaksi diplomatik pertama Takhta Suci terhadap kemenangan Trump di Gedung Putih melawan Kamala Harris dari Partai Demokrat.
Paus Fransiskus belum bereaksi.
Pada September, Paus asal Argentina mengkritik kedua kandidat tersebut, menuduh mereka “menentang kehidupan” dengan cara yang berbeda: karena dukungan kandidat presiden Partai Demokrat Kamala Harris terhadap aborsi, dan karena kebijakan anti-migran Trump.
Selama masa jabatan pertamanya di Gedung Putih, pada Mei 2017, Trump diterima oleh Paus Fransiskus di Vatikan untuk pertemuan setengah jam.
Pilihan Editor: Antara Trump dan Harris, Siapa Pilihan Paus Fransiskus?
ARAB NEWS