NASIB malang buat bekas Presiden Argentina, Isabela Peron. Selasa pekan lalu vila pengasingannya, di pinggiran Madrid, Spanyol, diobrak-abrik sekelompok pengacau liar. "Aku tak tahu harus berbuat apa lagi," ujar Isabela, 58 tahun, duduk termangu di kotak kardus. Bekas orang nomor satu Argentina itu mulai hidup di pengasingannya sejak 1981. Isabela, istri ketiga almarhum Presiden Juan Peron, memerintah Argentina pada 1974-1976. Ia digulingkan kudeta militer pimpinan Pangab Letjen Jorge Videla. 24 Maret 1976. Pada tengah malam sebelum meninggalkan kursi pemerintahan, tiga orang jenderal mendatangi Isabela di Istana Casa Rosada. Mereka meminta presiden wanita itu menyerahkan kekuasaannya ke tangan militer., Pihak militer menolak, karena ia harus mempertanggungjawabkan sejumlah uang yang dihabiskan untuk tujuan pribadi. Usaha Isabela melarikan diri dengan pesawat pribadi ke luar negeri pun gagal. Ia lalu ditahan di sebuah vila di kaki Gunung Andes, Argentina, sebelum diizinkan pergi ke Spanyol. Rakyat Argentina tentu tak lupa pengalaman pahit selama dua tahun pemerintahan Isabela. Wanita bekas penari balet putri ketiga dari seorang manajer bank, ini belajar politik dari suaminya dan beberapa wartawan yang dipanggil khusus ke kamar kerjanya. Ia dikenal dengan gaya hidup yang korup: belanja di toko-toko mahal dunia, berkencan dengan pria-pria muda, dan sering berlibur. Sebenarnya, Isabela, yang suka mengecat rambutnya yang pirang menjadi hitam itu, sangat pemalu, dan tak gampang bergaul dengan khalayak. Isabela tak mampu menyaingi ketenaran Evita Peron, istri kedua Juan Peron yang dipuja rakyat Argentina, yang berhasil dengan reformasi sosial Argentina.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini