Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Menteri Luar Negeri Arif Havas Oegroseno menuturkan pemerintahan Presiden RI Prabowo Subianto berkomitmen memperluas kemitraan dengan banyak negara. Manuver Prabowo ke sejumlah negara usai dilantik pada 20 Oktober lalu merupakan upaya untuk membuka peluang kerja sama di berbagai bidang. Tak lama setelah dilantik menjadi presiden, Prabowo kunjungan kerja ke sejumlah negara, seperti Cina, Amerika Serikat, Peru, Brazil, Inggris, Uni Emirat Arab, dan Mesir.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Kami mencari mitra seluas mungkin dengan menggarisbawahi kepentingan nasional dan mencari peluang-peluang yang ada,” kata Arif kepada Tempo di kantor Kementerian Luar Negeri (Kemlu) pada Jumat, 17 Januari 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mantan Duta Besar Indonesia untuk Jerman itu mengungkap sepanjang lawatan kenegaraan itu, Indonesia telah menghasilkan 24 kesepakatan government-to-government atau antarnegara dan 20 kesepakatan bisnis senilai US$ 21,3 miliar di bidang energi, ketahanan pangan, pendidikan, infrastruktur, dan industri.
Secara detail, kunjungan Prabowo ke Cina telah membawa 12 kesepakatan bisnis di bidang industri, energi, hilirisasi, inovasi teknologi, industri hijau, kesehatan, dan pengembangan sumber daya manusia. Di Amerika Serikat, Indonesia telah membentuk kemitraan strategis komprehensif dan memperoleh dukungan Washington untuk bergabung menjadi anggota Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD).
Dalam kunjungan kerja ke Peru, Indonesia telah memiliki perjanjian bilateral ihwal bebas visa untuk pemegang paspor diplomatik dan dinas. Selanjutnya, Arif juga menyebut Indonesia telah memiliki kesepakatan di bidang industri dirgantara, peternakan, dan agribisnis usai mengunjungi Brazil.
Adapun kerja sama dengan Inggris meliputi bidang perdagangan, pertahanan, pendidikan, penelitian, pengembangan sumber daya manusia, lingkungan hidup, perubahan iklim, program makan bergizi, dan perikanan. Dalam perjalanan Prabowo ke Abu Dhabi, UEA, Arif menerangkan Indonesia telah membentuk kesepakatan di bidang pariwisata, kebudayaan, kesehatan, industri, teknologi maju, energi, mineral, dan investasi.
Selanjutnya, Arif yang menemani Prabowo ke Mesir juga menjelaskan Indonesia ingin meningkatkan hubungan bilateral ke tingkat kemitraan strategis, khususnya di bidang perekonomian. Sebab, posisi Mesir yang sangat penting di Afrika Utara karena mempunyai akses pasar ke Uni Eropa dan Afrika.
Arah kebijakan luar negeri Indonesia secara detail dibahas dalam Majalah Tempo edisi khusus 100 hari kerja Presiden Prabowo yang terbit pekan ini. Dalam laporan “Politik Luar Negeri di Bawah Komandan Prabowo”, Tempo mengungkap adanya dominasi Presiden Prabowo Subianto atas kebijakan dan diplomasi politik luar negeri. Sebagai presiden, Prabowo memiliki kecenderungan untuk enggan didikte dalam pengambilan keputusan untuk urusan luar negeri. Keputusan yang Prabowo ambil tanpa kajian matang tak jarang membuat kegaduhan di dalam negeri dan dunia internasional.
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini