Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ulrika Richardson, Koordinator PBB bidang Kependudukan dan Kemanusiaan di Haiti, prihatin karena warga Haiti mengalami bencana kelaparan dampak blokade oleh geng-geng kriminal. Sejumlah geng kriminal di negara itu memblokade sebuah terminal utama pengisian bahan bakar sehingga lebih dari 4 juta orang di Haiti menghadapi kerawanan pangan akut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebuah koalisi geng di Haiti melakukan blokade pendistribusian bahan bakar solar dan bensin sudah lebih dari sebulan. Blokade ini sebagai bentuk protes atas rencana pemerintah melakukan pemangkasan subsidi bahan bakar.
Sejumlah korban Badai Matthew yang kelaparan, menyerbu truk berisi makanan di Jeremie, Haiti, 14 Oktober 2016. REUTERS/Carlos Garcia Rawlins
Blokade telah menyebabkan transportasi terhenti, penjarahan dan baku tembak menjadi umum terjadi. Richardson mengatakan untuk pertama kali Haiti mengalami bencana kelaparan.
“Kekerasan Geng kriminal telah memutus wilayah Ibu Kota Haiti dari wilayah selatan yang memproduksi bahan makanan. Itu artinya, kami sekarang menghadapi kenaikan kerawanan pangan,” kata Richardson.
Terhadap kondisi tersebut, Richardson pun menyerukan agar negara-negara melakukan lebih banyak upaya untuk membantu Haiti. Terlebih, rencana kemanusiaan Haiti pada tahun ini baru menerima pendanaan kurang dari 30 persen dari total dana bantuan yang dibutuhkan.
“Ketika kami menyasar gejala dari banyaknya krisis yang sedang dihadapi warga Haiti saat ini, yakni krisis keamanan dan bahan bakar, kami juga harus memastikan bahwa kita berinvestasi jangka panjang dalam mengatasi penyebab (krisis). Contohnya, impunitas dan korupsi,” kata Richardson.
Di Kota Cite Soleli, Haiti, ada sekitar 19.200 orang mengalami kelaparan. Ada setidaknya 20 persen rumah tangga di Haiti yang dalam kondisi kelaparan.
Analisis PBB mengungkap dari total 4,7 juta warga Haiti, hampir separuhnya mengalami kerawanan pangan akut. Jean-Martin Bauer, Direktur program WFP wilayah Haiti, mengatakan situasi yang terjadi di Haiti hampir mendekati titik terburuk. Laporan PBB yang dipublikasi pada Jumat, 14 Oktober 2022, menyebut anak-anak dan perempuan di Haiti telah menjadi sasaran kekerasan seksual, termasuk perkosaan dihadapan anak-anak korban atau orang tua korban.
Sumber: Reuters
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.