Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Warga Korea Selatan Banyak yang Meninggal karena Kesepian, Pemerintah Kucurkan Rp 5 T

Korea Selatan

29 Oktober 2024 | 13.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah ibu kota Korea Selatan, Seoul, berencana mengucurkan 451,3 miliar won atau sekitar Rp 5,1 triliun selama lima tahun ke depan untuk mengatasi kematian karena kesepian. Penyakit kesepian ini menyebabkan ribuan warganya, sebagian besar pria paruh baya, meninggal sendirian setiap tahun setelah tidak diketahui oleh keluarga dan teman-teman mereka.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Fenomena yang dikenal sebagai 'godoksa' di Korea ini adalah kematian karena kesepian dan keterasingan di negara tersebut. Pemerintah pun berupaya sekuat tenaga untuk mengatasinya. Kadang kala butuh waktu berhari-hari dan bahkan berminggu-minggu bagi pihak berwenang untuk menemukan mayat-mayat ini.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pemerintah Seoul, saat mengumumkan inisiatif senilai Rp 5,1 triliun minggu ini. Pemerintah menyatakan bahwa ingin menciptakan kota di mana tidak ada seorang pun yang merasa kesepian.

Selain itu, mereka akan menyediakan konselor kesepian di hotline 24/7 dan platform daring untuk konseling serupa, di samping tindakan lanjutan lainnya seperti kunjungan dan konsultasi langsung.

Dalam rilis resminya, Wali Kota Seoul Oh Se-hoon mengatakan bahwa pemerintah kota akan mengerahkan seluruh kapasitas kota untuk membantu masyarakat yang merasa kesepian agar pulih dan kembali ke masyarakat. "Kesepian dan keterasingan bukan sekadar masalah individu, tetapi tugas yang harus diselesaikan masyarakat bersama-sama," kata Oh Se-hoon.

Kota ini juga berencana memperkenalkan beberapa langkah lain seperti perluasan layanan psikologis, ruang terbuka hijau, rencana makan bergizi untuk warga setengah baya dan lanjut usia serta sistem pencarian khusus untuk mengidentifikasi penduduk terisolasi yang mencari pertolongan. Selain itu, akan ada kegiatan yang dilakukan untuk mendorong orang-orang keluar rumah dan berhubungan dengan orang lain. Di antaranya adalah olahraga, berkebun, klub buku, dan banyak lagi.

Menurut data terbaru Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan Korea Selatan, jumlah kematian karena kesepian mencapai 3.661 tahun lalu. Angkanya terus naik dari 3.559 pada 2022 dan 3.378 pada 2021.

Namun, sebagian dari kenaikan jumlah kematian itu mungkin disebabkan oleh definisi yang lebih luas tentang kematian karena kesepian oleh kementerian terkait. Untuk memenuhi syarat sebagai kematian karena kesepian, jenazah harus ditemukan hanya setelah jangka waktu tertentu sebelumnya. Istilah itu kini diterapkan pada setiap individu, yang tinggal dalam isolasi sosial, jauh dari keluarga serta kerabat dan meninggal karena bunuh diri atau sakit.

Krisis demografi Korea Selatan bisa menjadi faktor lain di balik peningkatan ini. Tren penurunan angka kelahiran dan populasi yang menua menunjukkan bahwa jumlah kematian di negara itu lebih banyak daripada jumlah kelahiran dalam beberapa tahun terakhir. Angka kematian keseluruhan di Korea Selatan, termasuk kematian karena kesepian meningkat. Selain itu, pria berusia 50-an dan 60-an merupakan lebih dari separuh kelompok tersebut.

NDTV

Dewi Rina Cahyani

Dewi Rina Cahyani

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus