Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) berhemat setelah Amerika Serikat (AS) mengumumkan keluar dari badan PBB itu. Politico mewartakan perihal penghematan ini mengutip surel internal WHO.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pada Senin, 20 Januari 2025, beberapa jam setelah menjabat, Presiden AS Donald Trump menandatangani perintah eksekutif yang menginstruksikan AS untuk keluar dari WHO dan Perjanjian Paris 2025 tentang perubahan iklim.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Kami menyesalkan keputusan itu dan berharap pemerintah baru (AS) akan mempertimbangkan kembali (keputusannya)," kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam surel tersebut, seperti dikutip oleh Politico. Tedros menambahkan keputusan AS itu berdampak serius pada keuangan WHO.
WHO terpaksa menghentikan perekrutan, kecuali untuk jabatan yang sangat penting. WHO juga mengurangi anggaran perjalanan secara signifikan. Semua rapat-rapat WHO akan digelar secara daring, kecuali untuk kasus-kasus yang sangat penting. Pemberian bantuan teknis ke negara-negara akan "dibatasi hanya untuk hal-hal paling penting."
Selain itu, WHO juga mengurangi pembelian peralatan TI, merundingkan ulang kontrak-kontrak penting, serta menunda renovasi kantor dan investasi modal organisasi.
AS adalah donor terbesar WHO, dengan kontribusi sebesar 1,284 miliar dolar (sekitar Rp20,7 triliun) berdasarlan catatan WHO. Pakar kesehatan khawatir langkah keluarnya AS dari WHO bisa mengisolasi Washington dengan konsekuensi untuk respons pandemi dan penyakit serta hubungan diplomatik di seluruh dunia.
AS secara historis menjadi penyandang dana terbesar WHO yang berkantor pusat di Jenewa, Swiss. Sedangkan WHO adalah bagian dari organisasi PBB, yang ditugaskan mempersiapkan dan memerangi keadaan darurat kesehatan. AS telah sangat memengaruhi badan tersebut sejak didirikan setelah Perang Dunia II.
Trump mengkritik WHO atas penanganannya terhadap pandemi Covid-19, bahkan ketika pemerintahannya menghadapi pengawasan karena lambat menanggapi krisis. Pada 2020, di puncak pandemi, ia memulai proses penarikan diri dari WHO.
AS akan menjadi satu-satunya negara dari 194 negara anggota WHO, yang angkat kaki dari organisasi itu. Ghebreyesus mengatakan lembaga itu akan melakukan segalanya untuk bekerja sama dengan pemerintahan Trump yang akan datang untuk terus memperkuat keamanan kesehatan global.
Sumber: Sputnik-OANA | Antara | Reuters
Pilihan editor: Warga Kongo Waswas Ada Penyakit Misterius
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini