Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Yeltsin back to basic

Rusia diguncang krisis politik. parlemen membebaskan lawan politik yeltsin. ekonomi pasar ditinggalkan, kembali ke sistem terpusat komunis.

5 Maret 1994 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BANYAK yang berharap, pemilihan umum di Rusia Desember lalu akan menciptakan stabilitas di negeri yang sedang bergolak itu. Presiden Boris Yeltsin akan mendapat dukungan kuat dari parlemen baru, politik tak lagi kacau, dan reformasi dari ekonomi terpusat ala komunis menjadi ekonomi pasar dapat bergulir lancar. Sayangnya, antara harapan dan kenyataan sungguh jauh bedanya. Parlemen baru, yang didominasi oleh kaum nasionalis pimpinan Zhirinovsky dan Partai Komunis, justru kian galak menentang reformasi Yeltsin. Satu per satu tokoh reformasi dijatuhkan -- tinggal Presiden Yeltsin yang bertahan. Bayangkan, sepanjang dua tahun perseteruan Yeltsin dan parlemen, Rusia tiga kali mengganti perdana menteri, empat kali menteri keuangan, dan dua kali gubernur bank sentral. Rabu pekan lalu, parlemen kembali memukul telak. Mereka mengeluarkan dekrit pengampunan untuk musuh-musuh Yeltsin yang terlibat dalam pemberontakan Oktober 1993. Saat itu, Yeltsin mengirim tank untuk membombardir para pembangkang yang berpangkalan di gedung parlemen. Sebanyak 104 orang tewas. Para pelaku pemberontakan ini, termasuk dua pentolannya, yakni Wakil Presiden (waktu itu) Alexander Rutskoi dan Ketua Parlemen Ruslan Khasbulatov, dipenjarakan. Yegor Gaidar, bekas arsitek reformasi, yang akhirnya terpental dari kabinet, menilai pengampunan parlemen ini sebagai pernyataan perang saudara. Semua ahli dan pengamat Rusia juga beranggapan bahwa Yeltsin mesti melawannya. "Jika Yeltsin mengeluarkan mereka dari penjara, itu sama saja dengan menggali kubur sendiri," tutur Profesor Heinrich Voegel, seorang pakar dari Jerman, seperti dikutip Reuters. Ada satu peluang bagi Yeltsin untuk menggugat keputusan parlemen itu. Penasihat Keamanan Nasional Rusia, Yuri Baturin, menegaskan bahwa pembebasan itu ilegal karena parlemen tak punya wewenang memberikan pengampunan kepada sekelompok orang sekaligus. "Hanya presiden yang dapat melakukannya. Parlemen hanya dapat memberikan amnesti untuk perorangan," katanya. Tapi Yeltsin saat ini bukan lagi Yeltsin yang gagah berdiri di depan jajaran tank dengan tangan terkepal untuk menumpas kelompok radikal. Apalagi setelah Jaksa Agung Rusia, Alexei Kazannik, menyatakan dukungannya terhadap pengampunan oleh parlemen. Menyerahnya Yeltsin juga tampak pada pidato kenegaraan Kamis malam pekan lalu. Ia sama sekali tidak mengecam serangan parlemen itu -- menyinggung secara langsung pun tidak. Yeltsin malah menyebut-nyebut perlunya sebuah rekonsiliasi nasional. "Kedua pihak memang menjadi buta karena keinginan membalas. Tapi kebencian dan dendam hanya akan membuat penyakit Rusia makin parah," katanya. Agaknya, inilah akhir dari sebuah eksperimen yang berlabel reformasi ekonomi Rusia. Kebijaksanaan terpusat ala Soviet sudah lahir kembali. Dan ini agaknya memang pilihan rakyat Rusia sendiri. Selama dua tahun reformasi dilaksanakan, yang didapat rakyat hanyalah harga-harga yang naik gila-gilaan. Sepanjang kurun waktu itu, sepertiga rakyat Rusia merosot statusnya ke bawah garis kemiskinan. Sementara itu, negara- negara Barat enggan mengulurkan bantuannya. Sekarang, tak dapat tidak, dunia mesti bersiap menghadapi Rusia yang back to basic, kembali ke warna aslinya -- makin keras berwarna komunis dan nasionalistis. YH

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus