Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
PADA 5 Februari 2002, atau sekitar tanggal itu, staf dari perusahaan konsultan mengunjungi pejabat senior Kementerian Lingkungan Hidup di rumahnya….” Begitulah bunyi kalimat yang mengawali penjelasan Securities Exchange Commission AS (SEC) tentang peristiwa penyuapan oleh Monsanto Company, lima tahun lalu.
Badan pengelola pasar modal Amerika itu menggugat mantan Direktur Government Affairs Asia Monsanto, Charles Michael Martin, karena telah mendalangi suap US$ 50 ribu kepada pejabat Indonesia. Menurut dokumen gugatan SEC di Pengadilan Distrik Columbia pada 6 Maret 2007 itu, si kurir adalah Michael Villareal, pegawai Harvest International, konsultan Monsanto. Tapi nama pejabat itu tak disebut. Villareal menyerahkan uang sogokan tunai, dalam lembaran US$ 100.
Kasus suap ini sesungguhnya telah mencuat sejak 2004. Nabiel Makarim, yang diangkat menjadi Menteri Negara Lingkungan Hidup pada Agustus 2001, disebut-sebut sebagai ”pejabat” itu karena dia dekat dengan Villareal. Beberapa bulan sebelum peristiwa suap itu, Nabiel bersama Villareal berkunjung ke kantor pusat Monsanto di St. Louis, Missouri, AS, dan bertemu dengan Martin.
Benarkah orang itu Nabiel? Tak ada bukti, tak ada dokumen. Menurut SEC, Martin menyuap si pejabat agar dia mengubah aturan yang dibuat pendahulunya, Sonny Keraf, tentang keharusan melakukan analisis mengenai dampak lingkungan atas bibit kapas transgenik yang hendak mereka jual di Indonesia—aturan yang merugikan Monsanto.
Nyatanya, Nabiel memang tak mengubah apa pun. Namun, seorang sumber mengatakan, melalui yayasannya Nabiel pernah menerima ”donasi” dari Monsanto. Tapi pemegang gelar master dari dua universitas ternama di Amerika Serikat, Massachusetts Institute of Technology dan Harvard University, itu mengaku tak memiliki satu yayasan pun.
Tempo berusaha mendapatkan waktu khusus untuk mengkonfirmasi semua cerita, tapi pekan-pekan lalu Nabiel sangat sibuk. Dia hanya menyempatkan diri untuk tanya-jawab singkat melalui telepon selulernya, Kamis malam dua pekan lalu. ”Takut nanti Anda keburu deadline,” katanya. ”Lebih baik saya jawab saja lewat telepon.”
Benarkah Anda menerima US$ 50 ribu dari Monsanto melalui Michael Villareal pada awal 2002?
Tidak benar. Saya tegaskan, saya tidak pernah menerima apa pun dari Monsanto.
Bukankah SEC AS menuntut Charles Martin karena ia menyuap seorang pejabat senior Kementerian Lingkungan Hidup melalui Villareal, dan nama Anda disebut oleh media di sana sebagai pejabat senior itu?
Begini saja. Kalau mereka menyuap saya, lalu apa yang sudah saya buat untuk mereka?
Bukankah Anda pernah menulis surat kepada Menteri Pertanian Bungaran Saragih, yang menegaskan tidak perlu ada analisis mengenai dampak lingkungan di Sulawesi Selatan?
Ya, itu satu-satunya surat yang pernah saya tanda tangani berkaitan dengan Monsanto. Tapi itu untuk menjawab pertanyaan Menteri Pertanian Bungaran Saragih, apakah harus melakukan amdal terhadap petani. Saya bilang tidak. Bukan petani yang harus diamdal, tapi mereka, Monsanto, yang menyediakan bibitnya. Ya, kan?
Kabarnya, Anda dekat dengan Villareal?
Benar. Kami berteman. Dia sering datang ke kantor atau ke rumah saya. Kami juga sering nonton bareng.
Apakah Anda tahu, ketika itu, bahwa dia adalah ”orangnya” Monsanto?
Dia pelobi, saya tahu itu. Tapi saya tidak pernah melakukan apa pun untuk dia dalam kaitannya dengan Monsanto.
Kami mendapat informasi, dia ditugasi mendekati Anda agar mengubah Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 17 Tahun 2001, yang mengatur keharusan melakukan amdal terhadap produk transgenik….
Memang dia pernah bicara soal itu, tapi saya bilang tidak bisa. Monsanto ingin agar aturan mengenai amdal dihapuskan, tapi itu tidak saya lakukan, kan?
Apa dia pernah menawarkan sesuatu kepada Anda?
Seingat saya, dia tidak pernah mencoba menyuap saya. Memang beberapa kali dia membawa orang untuk ketemu saya, sering, tapi ya cuma sampai begitu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo