Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
HAMPIR di tiap bandara kini kita dengar pengumuman lisan dalam bahasa daerah. Saya tak tahu persis apa yang hendak dicapai, dan pertanyaan tak terjawab: mengapa di airport Surabaya tak dipakai bahasa Osing, dan di Semarang bukan bahasa Tegal? Benarkah di Yogya orang paham bahasa Jawa yang menggunakan kromo inggil seperti dalam upacara pengantin? Apa salahnya memakai bahasa nasional, yang bisa diduga dipahami 98% orang dengan KTP Indonesia?
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo