Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Editorial

Demi Tiga Juta Peternak

Puluhan kontainer daging selundupan menumpuk di pelabuhan. Pelakunya perlu dibui dan dagingnya dimusnahkan.

19 Juli 2004 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bayangkan, suatu hari Anda sekeluarga menyantap bakso saat menikmati hari libur. Lalu, beberapa jam kemudian, terpaksa bermalam di rumah sakit karena keracunan makanan. Atau, yang lebih mengerikan, bertahun-tahun kemudian dikebumikan dengan jaringan otak yang rusak karena dimakan virus sapi gila. Tentu ini sebuah mimpi buruk yang, mudah-mudahan, tak akan pernah menjadi kenyataan. Harapan agar tak mengalami keracunan makanan atau menderita penyakit sapi gila ini tentu tak cukup hanya berdasarkan doa atau mudah-mudahan belaka. Upaya pencegahan harus kita lakukan, termasuk oleh pemerintah. Itu sebabnya departemen pertanian, kesehatan, dan perdagangan setiap negeri selalu waspada membuat kebijakan untuk melindungi rakyatnya. Termasuk mencegah kemungkinan masuknya segala penyakit dari negara lain. Sayang sungguh sayang, tak semua pejabat republik ini menjalankan tugas itu dengan sungguh-sungguh. Puluhan kontainer berisi daging yang tak aman disantap, yang kini menumpuk di Pelabuhan Tanjung Priok, adalah contoh kelalaian itu?atau bahkan penyalahgunaan kekuasaan. Bahkan beberapa kontainer di antaranya sempat masuk pasar kendati pada bungkus dagingnya jelas-jelas tertulis "hanya untuk keperluan farmasi, bukan untuk dikonsumsi manusia." Beruntung ada anggota masyarakat yang bertindak dan melaporkan soal ini kepada aparat yang berwenang. Daging ilegal asal India dan Amerika Serikat itu malah ada yang telah dimusnahkan, sekitar sepuluh kontainer. Anehnya, masih puluhan lain dibiarkan menumpuk, mungkin karena pemiliknya berbeda dan mengaku punya hubungan dekat dengan kalangan yang berkuasa. Bahkan ada upaya untuk mengekspornya. Upaya ini jelas tak bertanggung jawab. Polisi seharusnya segera menangkap para penyelundup daging ini dan memberkasnya, tak hanya karena mereka melakukan tindak pidana penyelundupan, tapi juga lantaran menyebarluaskan makanan yang patut diduga beracun. Tentunya termasuk para orang kuat yang membantu kegiatan ini. Adapun daging yang ada harus segera dibakar habis dan biayanya dibebankan pada para penyelundup tadi. Bila hal ini tak segera dilakukan, kemungkinan ada yang lolos ke pasar lokal akan membesar. Ini berbahaya sekali, tak hanya bagi para penyantap daging, tapi juga bagi sekitar tiga juta peternak di Indonesia. Maklum, daging asal India dikhawatirkan membawa virus penyakit mulut dan kuku, yang bila menyebar di negeri ini akan berakibat jutaan sapi harus dimusnahkan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus