Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendapat

Enzim bekicot: antara selulosa ...

Bekicot mengandung bakteri yang mampu memproduksi lysozyme. sumber lysozyme berupa putih telur. bukan enzim selulase yang berperan dalam mengelupaskan dinding sel melainkan lysozyme/chitinase dari bekicot itu.

4 Februari 1989 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Saya ingin sedikit menanggapi komentar Saudara Budiatman Satiawihardja (TEMPO, 24 Desember 1988) tentang penelitian Saudara Apel Budhy Susetyo (TEMPO, 19 November 1988, Ilmu & Teknologi. Sebelum saya lanjutkan, saya ingin memperbaiki kata selulosa. Kalau yang dimaksudkan enzim, maka kata yang benar adalah selulase. Kedua kata itu seolah-olah mirip, tapi artinya sangat berbeda, bahkan, dapat dikatakan, berlawanan. Selulosa (Cellulose) adalah substrat, sedangkan selulase (cellulase) adalah enzimnya. Dengan demikian, semua kata selulosa dalam komentar Saudara Budiatman Satiawihardja itu, kecuali pada akhir komentar, hendaknya dibaca selulase. Juga, dalam TEMPO, 19 November 1988 (Ilmu & Teknologi) itu, kalau yang dimaksudkan enzim, maka yang benar adalah selulase, bukan selulosa seperti ditulis TEMPO. Selanjutnya, pada dasarnya, saya sependapat dengan butir-butir yang dikemukakan Saudara Budiatman Satiawihardja. Namun, saya tak bisa mengatakan bahwa saya meragukan keabsahan hasil penelitian Saudara Apel Budhy Susetyo. Memang, untuk mengurai atau me-lysis dinding sel bakteri, biasanya, digunakan lysozyme, enzim yang mampu memecahkan ikatan beta-(14) glukosidik pada polisakarida yang tersusun atas N-acetyl muramic acid atau N-acetyl-D-glucosamine yang terdapat dalam dinding sel. Namun, dinding sel mikrobia tertentu juga dapat diuraikan oleh chitinase, enzim yang dapat memecahkan chitin (poly N-acetyl-Dglucosamine) yang terdapat di dinding sel itu. Sumber lysozyme, terutama, berupa putih telur. Ia juga ada pada kelenjar limpa kelinci dan anjing, ginjal tikus dan anjing, paru-paru ayam, beberapa strain bakteri serta getah pepaya. Air mata juga mengandung lysozyme. Sejauh yang saya baca, memang, tak ada sumber yang mengatakan bahwa bekicot merupakan lysozyme. Namun, ada kemungkinan bahwa bekicot mengandung bakteri yang mampu memproduksi lysozyme tersebut. Yang jelas, keong, si kerabat dekat bekicot (sama-sama Mollusca), mengandung enzim chitinase dalam cairan pencernaannya. Dengan demikian, menurut saya, lepas dari soal keabsahan hasil penelitian Saudara Apel Budhy Susetyo (transformasi DNA berlainan kelas donor dan inangnya), masalah penggunaan enzim bekicot untuk mengelupaskan dinding sel dapat dimungkinkan. Bukan enzim selulase yang berperan, melainkan lysozyme atau chitinase dari bekicot itu.UMAR SANTOSO Lab. of Food Chemistry and Nutrition Dep. of Agricultural Chemistry Tokyo University of Agriculture Setagaya-ku, Tokyo 156 Japan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus