Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Editorial

Berita Tempo Plus

Gus Dur di Antara Peres dan Arafat

Hanya berselang 48 jam, Indonesia kedatangan dua tamu negara yang sama-sama membutuhkan dukungan. Bagaimana sebetulnya sikap Indonesia tentang status Yerusalem?

20 Agustus 2000 | 00.00 WIB

Gus Dur di Antara Peres dan Arafat
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kedatangan mantan Perdana Menteri Israel Shimon Peres dan pemimpin Palestina Yasser Arafat ke Jakarta yang hanya berselisih kurang dari 48 jam itu, antara lain, untuk mencegah banjir darah dalam rangka memperebutkan kota suci ini. Kegagalan KTT Camp David pada Juli silam, yang salah satu kemandekannya disebabkan oleh persoalan status Yerusalem, adalah sebuah langkah mundur. Sementara itu, jarum jam terus berjalan menuju tanggal 13 September 2000—sebuah tanggal yang telah disepakati oleh kedua pihak (dan berbagai pihak lain, termasuk Amerika Serikat, yang diwakili Menteri Luar Negeri Madeleine Albright) dalam perjanjian Sharm El-Sheikh—yang akan menjadi hari proklamasi Palestina. Sebelumnya, Palestina sudah berencana memproklamasikan kemerdekaan pada Mei 1999 silam. Tapi, saat itu, Arafat diyakinkan untuk menunda proklamasi itu hingga pemilu Israel usai. Kini, apakah dia bersedia menundanya lagi?

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus