Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kedatangan mantan Perdana Menteri Israel Shimon Peres dan pemimpin Palestina Yasser Arafat ke Jakarta yang hanya berselisih kurang dari 48 jam itu, antara lain, untuk mencegah banjir darah dalam rangka memperebutkan kota suci ini. Kegagalan KTT Camp David pada Juli silam, yang salah satu kemandekannya disebabkan oleh persoalan status Yerusalem, adalah sebuah langkah mundur. Sementara itu, jarum jam terus berjalan menuju tanggal 13 September 2000—sebuah tanggal yang telah disepakati oleh kedua pihak (dan berbagai pihak lain, termasuk Amerika Serikat, yang diwakili Menteri Luar Negeri Madeleine Albright) dalam perjanjian Sharm El-Sheikh—yang akan menjadi hari proklamasi Palestina. Sebelumnya, Palestina sudah berencana memproklamasikan kemerdekaan pada Mei 1999 silam. Tapi, saat itu, Arafat diyakinkan untuk menunda proklamasi itu hingga pemilu Israel usai. Kini, apakah dia bersedia menundanya lagi?
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo