Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Editorial

Ketegasan yang pada Tempatnya

Beberapa kecelakaan laut terjadi. Pemerintah harus menindak tegas aparat dan pengusaha angkutan laut yang melanggar peraturan.

30 November 2009 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Judul di atas tentu saja ditujukan kepada Menteri Perhubungan Freddy Numberi. Tatkala jantung kita seperti diremas mendengar berita tenggelamnya kapal di perairan Tekong Hiu Kecil, Tanjung Balai Karimun, Kepulauan Riau, Ahad pekan lalu, ingatan tak bisa beringsut dari menteri yang menjanjikan zero accident selama seratus hari pertama pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono itu.

Freddy Numberi memang tak seperti yang lain. Tak lama setelah diangkat sebagai menteri pada akhir bulan lalu, ia memperkenalkan gaya sepak terjang yang kontroversial. Ia memecat Kepala dan Wakil Kepala Stasiun Beos, Jakarta Kota, yang kebetulan tidak berada di tempat manakala ia melakukan inspeksi mendadak. Orang terlonjak kaget dengan ketegasan yang di mata sebagian orang salah kaprah itu. Reaksi spontan itu dianggap salah alamat dan tak hati-hati. Tapi menteri yang satu ini seperti pantang melihat ke belakang.

Sekarang, apa boleh buat, kita kembali menunggu tindakan konkretnya: ketegasan yang pada tempatnya. Kebiasaannya melakukan inspeksi mendadak sepertinya bisa dipergencar pada saat kita menghadapi laut yang marah, dan birokrat pelabuhan yang lalai atau serakah. Dari perkembangan berita mutakhir di negeri ini, tampak bahwa keduanya merupakan kombinasi yang fatal. Di perairan Tekong Hiu Kecil, Tanjung Balai Karimun, Ke­pulauan Riau, Ahad pekan lalu, hampir 300 penum­pang kapal MV Dumai Express 10 yang hendak merayakan atau berlibur Idul Adha di kampung halaman meregang nyawa di tengah laut. Kapal Dumai Express tenggelam dan 30-an penumpangnya meninggal.

Banyak pertanyaan yang layak diajukan tatkala kapal penumpang berbobot mati 174 ton itu karam didera ombak setinggi empat sampai empat setengah meter. Tentu, nakhoda sosok yang harus bertanggung jawab atas bencana menyesakkan ini. Tapi pelabuhan yang mengizin­kan kapal melaut pada saat cuaca buruk perlu menjelaskan sejumlah hal penting. Termasuk menjelaskan izin keluar bagi kapal yang kemungkinan besar telah meng­angkut penumpang di atas daya tampungnya itu. Dumai Express hanya bisa memuat 265 orang. Bahkan manifes penumpang hanya mencantumkan 213 orang. Sejauh ini belum jelas benar berapa banyak penumpang kapal itu. Yang terang, laporan tim penyelamat mengindikasikan kapal itu mengangkut penumpang jauh di atas dua angka tersebut. Tim itu menyatakan mereka berhasil menye­lamatkan 292 penumpang.

Ada beberapa hal klise yang sering dijadikan kam­bing hitam manakala bencana menyebarkan kesengsaraan atau kematian di antara orang tak berdosa. Menyalahkan alam, misalnya, dilakukan ketika tambang batu ba­ra runtuh, atau eksploitasi minyak bumi mendatangkan­ banjir lumpur yang mengerikan. Sayang sekali, di sam­ping kemajuan besar yang dicapai dalam demokrasi kita, mentalitas seperti ini masih banyak dimiliki pejabat dan pengusaha yang seharusnya bertanggung jawab atas mudarat yang mereka timbulkan.

Cuaca ganas di laut kita mungkin akan bertahan sampai Februari tahun depan. Dan Ahadpekan lalu, bukan cuma Dumai Express 10 yang mengalami kecelakaan. Di dekat Pulau Moro, kapal pengangkut penumpang Express 15 jurusan Batam-Moro juga tenggelam. Tak ada korban jiwa da­lam kecelakaan terakhir itu. Tapi ketegasan seorang men­teri sangat dibutuhkan agar kasus serupa tak menja­di rutinitas setiap kali kita menjalani pergantian tahun.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus