Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendapat

Narapidana tanpa nama

Di bawah tuduhan yang direka-reka, jacobo timerman, di ringkus dalam penjara rahasia. kisahnya yang ditulis dalam bukunya, didramakan nbc & disebarkan di as untuk menyadarkan arti & makna hak asasi manusia. (kl)

17 Maret 1984 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Because we are free we can never be indifferent to the fate of freedom elsewhere (Jimmy Carter) JACOBO Timerman kebetulan orang Yahudi. Jangan berhenti membaca. Ini bukan soal Yahudi, tetapi soal hak asasi. Keluarga Timerman berimigrasi dari Ukraina ke Argentina tahun 1928. Pada 1971 Jacobo Timerman mendirikan sebuah surat kabar La Opinion. Dan itulah kesalahan Jacobo yang pertama. Sebagai orang Yahudi, menerbitkan surat kabar untuk warga Argentina yang sering dijuluki sebagai patriots without countrymen tentulah merupakan keberanian yang harus dikategorikan sebagai luar biasa. Kesalahan Jacobo yang kedua terjadi ketika gerilya sayap kiri Argentina mulai melakukan serangkaian pembunuhan terhadap lawan politiknya. Jacobo mengangkat pena dan menyerang tindakan terorisme itu melalui surat kabarnya. Sadar atau tidak, Jacobo bahkan berbuat lebih jauh. Dan itulah kesalahannya yang ketiga. Setelah kudeta pihak militer yang berhasil, ketika kemudian menjadi jelas bahwa rezim baru itulah yang sebenarnya bertanggun jawab atas pembunuhan-pembunuhan keji dan penculikan-penculikan politik, La Opinion malah memuat daftar orang-orang yang "hilang tak tentu rimbanya". Tidak heran kalau pada 15 April 1977 seregu tentara berpakaian sipil menyerbu apartemen Jacobo di Buenos Aires, dan membawanya pergi. Di bawah tuduhan yang direka-reka - bahwa ia terlibat sebagai anggota Brigade Kesepuluh AD Rahasia - Jacobo meringkuk selama enam bulan dalam sebuah penjara yang dirahasiakan. Kekejaman, penghinaan, bahkan siksaan dengan arus listrik selama itu, akhirnya menyadarkan Jacobo akan kebencian warga Argentina terhadap ras Yahudi. Kalau Anda pernah melihat film Missing, tentulah Anda dapat membayangkan betapa putus asanya Risha, istri Jacobo, dan anak-anaknya, mencari tahu di mana Jacobo disekap. Tanpa tahu apakah suaminya masih hidup atau sudah mati, usaha Risha untuk menarik perhatian dunia melalui surat kabar pun sia-sia - karena semua media massa dikuasai pemerintah. Akhirnya, "keadilan" pun ditegakkan. Meja hijau digelar, untuk mementaskan peradilan terhadap Jacobo Timerman: Hukumannya diubah menjadi tahanan rumah. Tetapi status tahanan rumah tidak berarti berakhirnya siksaan fisik dan batin terhadapnya. Organisasi-organisasi internasional, yang bergerak untuk memperjuangkan hak-hak asasi, mulai berjuang untuk membebaskan Jacobo secara total. Usaha-usaha itu baru berhasil satu setengah tahun kemudian, ketika junta militer yang berkuasa merampas semua harta milik Timerman dan mencabut kewarganegaraannya. Pada 24 September 1979, Jacobo dan keluarganya menaiki tangga pesawat terbang menuju Israel "tanah yang terjanjikan" menurut mereka. Seperti juga Wartawan Mochtar Lubis, yang menulis buku setiap keluar dari penjara, Timerman pun menuliskan pengalamannya dalam bukunya yang berjudul Prisoner without a Name, Cell without a Number. Sebuah buku yang laris, hiasan penting rak buku para pembela hak asasi. Hak asasi manusia, yang sudah mulai dirumuskan sejak 1700 SM dalam Tata Hamurabi, memang selalu menarik untuk dibicarakan. Terentang dalam sejarahnya yang panjang - melalui Sepuluh Perintah Allah yang diturunkan, lewat Musa pada 1300 SM, Magna Carta, The Social Contract-nya Jean Jacques Rousseau, Analects-nya Confucius, atau Two Treatises of Civil Government-nya John Locke hak asasi manusia baru menjadi deklarasi universal yang diterima Sidang Umum PBB pada 10 Desember 1948. Hak asasi manusia tentu saja ada kaitannya dengan kedaulatan dan kemerdekaan suatu bangsa. "Semakin merdeka" suatu bangsa, semakin utuh hak asasi yang dapat diresapi warga negaranya. Wajar kalau bekas Presiden AS Jimmy Carter berucap: "Because we are free, we can never be indifferent to the fate of freedom elsewhere" - janganlah karena kita merdeka, kita lalu menjadi acuh tak acuh terhadap soal kemerdekaan di wilayah lain. Di Amerika Serikat sendiri hak asasi bukan sesuatu yang dianggap taken for granted. Beberapa waktu yang lalu stasiun televisi NBC menyiarkan drama dua jam yang didapuk berdasarkan buku Jacobo Timerman tadi, yang dimainkan oleh Liv Ullman dan Roy Scheider. Ullman, yang bermain begitu bagus dalam 40 Carats, berhasil menghayati peran Risha dalam drama itu. Roy Scheider pun berhasil membawakan peran Jacobo Timerman sebagai professional stoic yang berakting pasif selama masa penahanannya. Roy bermain cemerlang untuk menunjukkan gejolak Jacobo ketika dorongan bunuh diri mengunkungnya. Pemancarluasan drama itu oleh NBC memang dimaksudkan untuk menggugah kesadaran warga Amerika tentang arti dan makna hak asasi manusia. Dan agar drama itu tidak lewat begitu saja sekadar sebagai tontonan, NBC pun bekerja sama dengan Dinas Penerangan Kebudayaan untuk menerbitkan selebaran panduan penonton. Panduan itu mempertegas benang merah hak-hak asasi manusia dalam "tontonan" berbentuk drama itu. Panduan itu pun menyarankan agar warga Amerika membaca kembali Bill of Rights dan mengkaji kembali hak-hak asasinya, baik sebagai warga Amerika maupun warga dunia. Sungguh menesankan. Warga dari sebuah neara yang telah 200 tahun lebih merdeka masih harus diingatkan untuk mengkaji kembali hak asasinya sebagai manusia. Kita, di Indonesia, telah lebih maju di bidang ini. Karena itu sebuah buku tentang laporan hak-hak asasi manusia dianggap tidak perlu terbit di sini.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus