Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bahasa

Setelah Merdeka dengan Nasionalisme

12 Agustus 2001 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ikhtiar kemerdekaan Indonesia, seperti di banyak tempat lain, berinteraksi dengan banyak faktor dan aktor. Terkadang faktor dan aktor kecil berperan lebih besar dari kapasitas mereka, seperti terkesan dari tindakan Laksamana Tadashi Maeda dan Edwina Mountbatten. Hari-hari sesudah pro-klamasi pun masih harus menghadapi banyak badai, termasuk, misalnya, subversi negara lain seperti Amerika Serikat dan Australia. Juga aksi bekas "penjajah asli" Belanda, yang antara lain dipatahkan oleh diplomasi Perdana Menteri Sjahrir. Tapi bagaimanakah hari-hari mendatang ha-rus dilalui, terutama dengan modal sosial, ekonomi, dan politik kita yang kian minim hari ini? Hari ulang tahun kemerdekaan sebuah negeri selalu merupakan saat yang baik untuk merenungkan nasionalisme—juga sekaitan dengan globalisasi yang telah menerpa dalam kadar yang mungkin jauh lebih besar daripada yang ingin kita terima dan kita akui.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus