Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lingkungan

Bulan Purnama dan Banjir Rob Tak Terpisahkan, Mengapa?

Fenomena bulan purnama atau full moon indah dilihat, namun ada potensi banjir rob yang bisa ditimbulkan darinya. Bagaimana keduanya bisa berkaitan?

8 Januari 2023 | 07.01 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Fenomena bulan purnama penuh stroberi terlihat dari langit di Depok, Jawa Barat, Rabu 15 Juni 2022. Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyebut supermoon sebagai fenomena ketika bulan purnama berada dalam posisi terdekatnya dengan Bumi (apsis/perigee), dan nama Supermoon Stroberi berasal dari masyarakat suku asli Amerika Algonquin di AS timur laut dan Kanada Timur yang mengacu pada waktu panen stroberi. ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Fenomena bulan purnama dan banjir rob sering disebut memiliki hubungan. Hal tersebut sebagaimana himbauan BMKG terkait adanya potensi banjir rob imbas fenomena bulan purnama atau disebut juga full moon beberapa waktu lalu. Secara ilmiah, bagaimanakah hal demikian dapat terjadi? 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Banjir Rob atau tidal flood adalah banjir pasang di daerah dataran rendah di dekat pantai. Daerah yang berisiko bisa saja mengalami banjir ini beberapa kali dalam setahun.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Banjir rob umumnya terjadi hanya sementara saat air pasang saja. Namun, banjir ini mampu menyebabkan dampak signifikan pada daerah pesisir rendah dengan amat cepat. Banjir jenis ini biasanya berasal dari kombinasi angin, badai di lepas pantai, sampai siklus bulan purnama selama pasang tinggi, seperti bulan baru dan bulan purnama. 

Banjir rob dapat berkembang hingga ke pesisir sehingga perlu dikelola dan diadaptasikan dengan perubahan iklim yang lebih ekstensif. Oleh karena itu, praktik penanganan dan pencegahan banjir rob sangat diperlukan untuk daerah-daerah yang rentan.

Peluang terjadinya banjir rob juga dapat disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya pemanasan global. Suhu yang lebih tinggi membuat lautan menjadi lebih hangat. Risk Factor menyebutkan bahwa sejak 1950 suhu permukaan laut naik sekitar 1,5F.

Suhu permukaan laut yang tinggi dapat memicu badai lepas pantai dengan air dan tenaga yang lebih banyak. Jadi, banjir rob dapat terjadi hingga jauh dari pantai, lebih intens, dan bertahan lebih lama dari biasanya.

Selain itu abrasi atau pengikisan di daerah pesisir pantai karena gelombang air laut yang tinggi juga menjadi salah satu penyebab terjadinya banjir rob. Hal ini merupakan proses alam yang menyebabkan luas daratan di tepi perairan makin sedikit. 

Baca: Besok Bulan Purnama, BMKG Peringatkan Potensi Banjir Rob di Daerah Pesisir

Kaitan Banjir Rob dan Bulan Purnama

Mengutip laman kemendikbud.go.id, naik turunnya permukaan air laut dapat disebabkan oleh gravitasi dari bulan dan matahari. Bila permukaan air laut naik disebut pasang naik, dan sebaliknya bila terjadi penurunan disebut pasang surut.

Gaya gravitasi bulan lebih dominan pengaruhnya dibandingkan gaya gravitasi matahari terhadap terjadinya pasang air laut. Sebab, posisi bulan lebih dekat ke bumi dibandingkan jarak bumi ke matahari.

Pasang besar akan terjadi bila tempat-tempat di bumi mengalami bulan mati dan bulan purnama. Selain itu rentang pasang surut juga bergantung pada bentuk perairan dan konfigurasi lantai samudera.

Dikutip dari National Ocean Service, gelombang pasang saat bulan purnama dapat terjadi ketika posisi bulan, bumi, dan matahari sejajar dalam satu garis lurus. Ketika bulan purnama, bulan, bumi, dan matahari berada dalam satu garis lurus.

Karena itu, bulan purnama bisa menyebabkan terjadinya gelombang pasang yang tinggi dan berujung pada banjir rob. Gelombang pasang hanya terjadi di beberapa belahan samudra yang posisinya berhadapan langsung dengan bulan. 

Fenomena Banjir Rob 

Seiring dengan fenomena bulan purnama (full moon) pada Jumat, 6 Januari 2023, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan masyarakat untuk waspada potensi banjir rob di beberapa wilayah Indonesia. 

"Adanya fenomena full moon pada 6 Januari 2023, berpotensi meningkatkan ketinggian pasang air laut maksimum" kata Kepala Pusat Meteorologi Maritim BMKG, Eko Prasetyo seperti dilansir dari ANTARA.

Menurutnya, banjir rob dapat berdampak pada aktivitas masyarakat di sekitar pelabuhan dan pesisir, seperti aktivitas bongkar muat di pelabuhan, aktivitas di pemukiman pesisir, serta aktivitas tambak garam, dan perikanan darat.

Contoh yang sudah terjadi adalah di Jakarta pada Jumat, 6 Januari 2023 ini. Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD DKI Jakarta mencatat banjir pesisir atau rob terjadi di beberapa titik di Jakarta pada Jumat pagi. Status Pintu Air Pasar Ikan juga naik menjadi Siaga 2 karena pasang air laut.

“BPBD mencatat saat ini terdapat 1 RT yang tergenang atau 0,003 persen dari 30.470 RT yang ada di wilayah DKI Jakarta” kata BPBD dalam keterangan tertulis yang diterima Tempo. Berdasarkan pantauan pada pukul 09.50, RT yang terdampak banjir rob tersebut berada di Kelurahan Koja, Jakarta Utara dengan ketinggian air 25 sentimeter.

DANAR TRIVASYA FIKRI

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus