Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lingkungan

139 Tahun Letusan Gunung Krakatau, Diiringi Tsunami Setinggi 30 Meter, 2 Pulau Langsung Tenggelam

Pada 26 Agustus 1883, terjadi letusan Gunung Krakatau. Letusan Krakatau ini diirngi tsunami setinggi 30 meter, ribuan orang meninggal.

27 Agustus 2022 | 17.07 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Pada 26 Agustus 1883, terjadi letusan gunung terbesar yaitu Gunung Krakatau. Erupsi gunung ini membuat ribuan orang kehilangan nyawa. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Besarnya kekuatan daya ledak membuat suara letusan Krakatau terdengar hingga radius hampir 5.000 kilometer. Mengutip dari Britannica.com, ledakan terbesar terjadi pada 27 Agustus dengan menghasilkan awan abu yang dilaporkan mencapai ketinggian 80 kilometer dan ledakannya terdengar hingga Australia. Tsunami setinggi lebih dari 30 meter mengikuti ledakan akibat runtuhnya kaldera dan menewaskan sekitar 36.000 orang di pantai Jawa dan Sumatera.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gunung yang terletak di antara Pulau Sumatera dan Jawa ini memuntahkan 13 kubik mil isi perut bumi. Sepertiga bagian jatuh di sekitarnya, lainnya dalam radius 32 kilometer. Bahkan karna ledakannya menyebabkan perubahan cuaca di beberapa tempat di dunia. Hal ini disebabkan sebanyak empat kubik mil mengelilingi bumi di lapisan atmosfer sampai beberapa tahun berikutnya. 

Berdasarkan Data Dasar Gunung Api di Indonesia hasil rangkuman dari Departemen Pertambangan dan Energi, Direktorat Jenderal Pertambangan Umum, dan Direktorat Vulkanologi, Krakatau saat itu melepaskan energi satu juta kali lebih besar dari pada bom hidrogen.

Dahsyatnya kekuatan ini menimbulkan tsunami yang diperkirakan mencapai lebih dari 36 meter dan menelan korban sebanyak 36.000 jiwa. 

Sebelum terjadinya ledakan, sejak 20 Mei 1883 Gunung Krakatau sudah menunjukkan gejala. Pada saat itu, sebuah kapal perang Jerman yang melintas melaporkan adanya awan debu dan asap setinggi 11 kilometer. Tidak lama dari itu, sekitar dua bulan kemudian, letusan lebih kecil terjadi. Disaksikan oleh warga lokal di Sumatera dan Jawa.

Ledakan awal terjadi di 26 Agustus sore yang meluluhkan dua pertiga bagian utara dari pulau. Selain itu, ledakan tersebut menghasilkan serangkaian aliran piroklastika dan tsunami. Kemudian pada 27 Agustus pukul 05.30 pagi, empat ledakan susulan terjadi lagi dan mencapai puncaknya pada pukul 10.02.

Dahsyatnya erupsi Gunung Krakatau menghasilkan dentuman yang terdengar hingga ke Singapura dan Australia. Ketika itu, batu apung dan abu halus diterbangkan hingga ketinggian 70-80 kilometer, menutupi daerah seluas 827.000 kilometer persegi.

Letusan Gunung Krakatau 1883 Sebabkan 2 Pulau Tenggelam

Dilansir dari eprints.undip.ac.id, puncaknya pada 26-27 Agustus 1883, ketika Gunung Krakatau Meletus dan memicu trusnami dibarengi dengan hembusan awan panas yang menewaskan penduduk. Pada pukul 10.20, letusan Gunung Krakatau keluar dan diperkirakan setara dengan 150 megaton TNT. Karena ledakan itu, dua pulau tenggelam yaitu Pulau Danan dan Pulau Perbuwatan, kemudian sebabkan pula  tsunami hingga ketinggian 40 meter.

Suara letusannya bahkan terdengar hingga ke negara Australia dan  Srilanka selama kurun waktu 40 jam. Dikutip dari Jurnal Masyarakat & Budaya edisi 2014, pembiasan cahaya matahari menjadi warna lebih merah atau hijau dan perubahan suhu dan iklim karena letusan Gunung Krakatau juga terjadi di Eropa, Jepang, Amerika, dan Hongkong. 

Melansir dari sejarah.dibi.bnpb.go.id, selama tiga hari berturut-turut, Gunung Krakatau menyemburkan seluruh isinya, mulai dari abu vulkanik, batu apung, pasir, hingga batu lumpur panas. Semburan ini menyebar tidak hanya di gugusan pulau sekitar Gunung Krakatau, tetapi juga hingga ke ujung selatan pulau Sumatera dan ujung utara dan barat Pulau Jawa.

Di waktu yang sama pula, laut-laut disekitar Gunung Krakatau, mengalami goncangan dan gelombang tinggi disertai air panas. Bahkan getaran gelombang laut dan kenaikan suhu air laut terjadi di separuh pantai-pantai di dunia.

RINDI ARISKA  I  SDA

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus