Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lingkungan

3 Harimau Mati Terjerat, Bupati: Pemasang Warga Luar Aceh Selatan

Bupati Aceh Selatan mengaku memiliki 'hubungan khusus' dengan Harimau sumatera.

28 Agustus 2021 | 12.30 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Tim Medis satwa BKSDA Aceh mengukur gigi harimau sumatera saat proses nekropsi terhadap bangkai harimau sumatera yang ditemukan mati di Kawasan Ekosistem Leuser Desa Ibuboh, Kecamatan Meukek, Aceh Selatan, Aceh, Kamis 26 Agustus 2021. Proses nekropsi seperti pengukuran gigi dan pengambilan isi alat pencernaan tersebut dilakukan untuk uji laboratorium dalam proses penyelidikan penyebab kematian harimau. ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Banda AcehBupati Aceh Selatan Tgk Amran menyatakan penyesalan dan prihatin atas nasib tiga Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) mati terjerat di hutan lindung di Kecamatan Meukek. Tiga harimau itu terdiri dari induk dan dua anakan.

"Kami minta penegak hukum mengusut tuntas matinya tiga Harimau Sumatera tersebut," kata Amran, Jumat 27 Agustus 2021.

Menurut informasi yang diterimanya, Amran menyebut jerat jaring dari kawat seperti yang ditemukan di lokasi kematian ketiga harimau itu biasa digunakan untuk memerangkap babi hutan. Menurut dia pula, perangkap jerat seperti itu dipasang warga dari luar wilayahnya. 

"Sebab masyarakat Aceh Selatan yang mencari nafkah di hutan tidak memasang jerat yang menyebabkan kematian satwa dilindungi seperti harimau," kata Amran.

Bupati menegaskan Harimau Sumatera dan satwa dilindungi lainnya merupakan kekayaan alam yang harus dilindungi, sehingga bisa diwariskan kepada generasi mendatang. Masyarakat Aceh Selatan, dia menyebutkan, selama ini hidup berdampingan dengan harimau. "Pada saat konflik, saat saya di gunung, harimau menjadi petunjuk ketika tersesat," kata Amran lagi.

Sebelumnya, tiga harimau ditemukan mati dengan jerat jaring dari kawat melilit di sejumlah anggota tubuhnya. Saat ditemukan pada Rabu 25 Agustus 2021 ketiganya sudah mati. Hasil nekropsi pada Kamis menunjukkan dua di antaranya (indukan dan anak yang betina) sudah mati lima hari dan satu anak yang jantan menyusul mati dua hari kemudian. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BKSDA Aceh memastikan lokasi kematian ketiga harimau dalam satu keluarga itu masih di dalam hutan lindung. Kawasan itu berbatasan dengan area hutan untuk penggunaan lain (APL).

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus