Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

AI Ungkap Detail Mengejutkan pada Lukisan Madonna della Rosa Karya Raphael

Teknologi AI berhasil mengungkap detail mengejutkan terkait Madonna della Rosa, salah satu karya seni era Renaisans karya Raphael.

3 Januari 2025 | 19.07 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Madonna of the Rose. Koleksi muse del prado

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) berhasil mengungkap detail mengejutkan terkait Madonna della Rosa, salah satu karya seni paling terkenal dari era Renaisans yang selama ini dianggap sepenuhnya diciptakan oleh Raphael. Penelitian terbaru ini menggunakan teknologi AI untuk menganalisis karya seni yang sudah berusia lebih dari 500 tahun, dengan hasil yang memperlihatkan bahwa tidak semua elemen dalam lukisan tersebut diciptakan oleh Raphael.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Penelitian menunjukkan bahwa wajah Santo Yusuf dalam lukisan ini kemungkinan besar bukan hasil karya Raphael, melainkan dilukis oleh seniman lain. Untuk mencapai kesimpulan ini, peneliti menggunakan algoritma berbasis AI yang dirancang untuk membandingkan elemen-elemen lukisan dengan karya Raphael yang telah terverifikasi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Kami menggunakan analisis fitur mendalam dengan melatih komputer untuk mengenali gaya Raphael hingga detail yang sangat kecil, termasuk goresan kuas, palet warna, pencahayaan, dan setiap aspek dari karya tersebut,” kata Hassan Ugail, matematikawan dan ilmuwan komputer dari University of Bradford, dikutip dari Earth.com, Jumat, 3 Januari 2025. Teknologi ini memungkinkan AI untuk mendeteksi perbedaan yang tidak terlihat oleh mata manusia, bahkan pada tingkat mikroskopis.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bagian lain dari lukisan, seperti wajah Madonna, Anak Yesus, dan Santo Yohanes, sesuai dengan gaya Raphael. Hanya wajah Santo Yusuf menunjukkan ketidaksesuaian yang signifikan. “Ketika kami menguji Madonna della Rosa secara keseluruhan, hasilnya tidak konklusif,” kata Ugail. “Namun, ketika kami menguji bagian-bagian individu, sementara bagian lain dikonfirmasi sebagai karya Raphael, wajah Santo Yusuf paling mungkin bukan hasil karya Raphael.”

Bukti sejarah mengindikasikan bahwa Giulio Romano, salah satu murid Raphael yang berbakat, mungkin berkontribusi pada bagian ini. Kritikus seni juga telah lama mencatat bahwa wajah Santo Yusuf tampak kurang halus dibandingkan dengan figur lainnya, sebuah perbedaan yang kini semakin diperkuat oleh hasil analisis AI.

Penemuan ini menunjukkan bagaimana AI dapat melengkapi keahlian manusia dalam autentikasi seni, memberikan pandangan baru tentang cara kita mengevaluasi karya seni klasik. “Ini bukan tentang AI mengambil alih pekerjaan manusia,” kata Ugail. “Namun, perangkat lunak semacam ini dapat digunakan sebagai alat pendukung dalam proses autentikasi.” 

Dengan kemajuan teknologi, AI berpotensi mengungkap lebih banyak lagi rahasia tersembunyi dalam karya seni berusia berabad-abad dan memperkaya pemahaman kita tentang warisan artistik masa lalu. Studi ini telah dipublikasikan dalam jurnal Heritage Science. 

Sebagai informasi, Raffaello Sanzio da Urbino adalah salah satu seniman paling terkenal dari era Renaisans. Lahir pada 6 April 1483 di Urbino, Italia, dia dikenal melalui lukisan dan fresko yang indah. Dia meninggal pada ulang tahunnya yang ke-37, yakni pada 6 April 1520. Raphael dikenang melalui karya-karya seperti The School of Athens, sebuah fresko menakjubkan di Vatikan; Madonna della Rosa, yang dibahas di sini; dan The Transfiguration, yang sering dianggap sebagai mahakarya terakhirnya.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus