Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Aliansi Zero Waste Indonesia atau AZWI memandang bahwa visi-misi capres dan cawapres 2024 belum merujuk kepada akar masalah tata kelola sampah. AZWI menilai kalau momentum pemilu seharusnya menjadi langkah strategis untuk menentukan calon pemimpin yang mampu mengelola sampah di Indonesia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berdasarkan visi-misi yang diusung capres dan cawapres 2024, menurut AZWI, belum signifikan membahas persoalan sampah. Isu lingkungan yang kerap dibahas pada sesi debat atau penyampaian visi misi, hanya membicarakan isu energi, perubahan iklim dan tata kelola sumber daya alam.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
AZWI berpendapat kalau pengelolaan sampah harus dipahami sebagai isu multisektor yang bisa saja menjadi dampak perubahan iklim, konservasi sumber daya alam, penggunaan lahan dan kesehatan masyarakat.
"Dampak buruk dari tata kelola sampah dirasakan oleh semua pihak dan beririsan dengan isu lingkungan hidup lainnya. Pendekatan untuk menyelesaikan permasalahan ini harus komprehensif dan tidak terbatas pada pembangunan infrastruktur dan hanya berfokus hilirisasi saja," kata Direktur Eksekutif Yaksa Pelestari Bumi Berkelanjutan (YPBB), David Sutasurya, dikutip Sabtu 20 Januari 2024 dari keterangan yang diterima Tempo.
David mengatakan, dampak buruk dari pengelolaan sampah semisal sampah tercampur yang dibuang ke TPA, lalu menyebabkan kebakaran TPA di Indonesia. Selain itu juga persoalan keterbatasan sarana pengangkut sampah dan pencemaran plastik sekali pakai di lingkungan.
Kendati demikian, David tetap melihat ada sedikit kemajuan dalam pengelolaan sampah di Indonesia, walau belum sempurna secara keseluruhan. Salah satunya dengan adanya penerbitan aturan dan penertiban yang dilakukan pemerintah terkait sampah, tapi semua ini belum mampu untuk mengatasi akar permasalahan dalam tata kelola sampah.
"Menurut data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional atau SIPSN tahun 2023, jumlah sampah terkelola saat ini hanya 66,74 persen, sisanya masih tidak terkelola sebesar 33,26 persen," ujar David.
Peraturan mengenai tata kelola sampah yang dimaksud David adalah Undang Undang No. 18/2008. Merujuk kepada peraturan ini, hendaknya pengelolaan sampah dilihat sebagai isu lingkungan untuk mendukung penghematan sumber daya alam, pengurangan emisi karbon dan polusi bahan beracun.
Sebab itu David menilai perlu perbaikan sistem pengelolaan sampah nasional dimulai dari menetapkannya sebagai prioritas utama pembangunan. "Tentunya saja sebuah kebijakan prioritas harus terwujudkan nyata, misalnya dalam skala prioritas anggaran dan konsistensi penegakan hukum," ucap David.
Harapan terhadap capres dan cawapres 2024 untuk memprioritaskan persoalan tata kelola sampah turut disampaikan oleh Direktur Eksekutif Dietplastik Indonesia, Tiza Mafira. Ia menilai bahwa kehadiran negara sangat diperlukan dan memegang peran krusial untuk pengelolaan sampah.
Tiza mengatakan, pengelolaan sampah yang efisien bisa menjadi langkah strategis untuk implementasi ekonomi sirkular. Sebab ekonomi sirkular menjadi langkah progresif menuju keberlanjutan holistik.
"Oleh karena itu, esensial bagi seorang calon presiden untuk memiliki pandangan bahwa negara perlu merancang sistem yang tidak hanya menitikberatkan pada tanggung jawab produsen dalam mengurangi sampah, melainkan juga mendorong transisi menuju sistem guna ulang, dibanding mengandalkan daur ulang saja," kata Tiza.
Tiza berharap capres-cawapres 2024 bisa menunjukkan pemahamanan bahwa ekonomi sirkular bukan hanya daur ulang saja, karena daur ulang adalah produk sekali pakai, maka akan tetap menimbulkan polusi dan emisi.
"Negara harus hadir dengan sistem yang komprehensif, serta pelarangan berbagai jenis plastik sekali pakai secara nasional. Ini harus menjadi prioritas kebijakan bagi pemimpin negara," ujar Tiza.
Sekadar info, AZWI merupakan organisasi nonpemerintah yang terdiri dari YPBB, GIDKP, Nexus3 Foundation, PPLH Bali, Ecoton, ICEL, Nol Sampah Surabaya, Greenpeace Indonesia, Gita Pertiwi dan Walhi.
AZWI mengkampanyekan implementasi konsep zero waste yang benar dalam rangka pengarusutamaan melalui berbagai kegiatan, program dan inisiatif zero waste yang sudah ada untuk diterapkan di berbagai kota dan kabupaten di Indonesia.
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.