Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Yogyakarta - Gunung Merapi kembali memuntahkan awan panasnya pada pekan ini atau usai libur Lebaran setelah reda dalam sepekan sejak sebelum Lebaran hingga saat libur Lebaran, meski diwarnai guguran lava pijar.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta mencatat dalam periode 30 April hingga 7 Mei, Gunung Merapi sama sekali tak terpantau mengeluarkan awan panas. Namun, pada Minggu, 8 Mei, dan Selasa, 10 Mei, Merapi kembali mengeluarkan awan panas.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Pada 8 Mei awan panas guguran terjadi sekali dengan jarak luncur 2.000 meter dan pada 10 Mei awan panas kembali terjadi dengan jarak luncur 1.800 meter, arahnya sama ke barat daya," kata Kepala BPPTKG Hanik Humaida, Selasa.
Kemunculan awan panas Merapi ini dibarengi kondisi meterologinya. Saat awan panas pertama muncul hari Minggu lalu, cuaca kawasan Merapi diwarnai mendung dan hujan dengan volume curah hujan 38 milimeter per hari. Lalu pada 10 Mei, volume curah hujan kawasan Merapi mencapai 75 milimeter per hari.
Sedangkan pada periode sepekan lalu yang bertepatan libur lebaran, kondisi Merapi didominasi guguran lava pijar.
Satu yang mencolok hasil pantauan BPPTKG Yogyakarta adalah pada 1 Mei atau H-1 lebaran. Dari periode pengamatan sehari penuh mulai pukul 00.00-24.00 WIB, Merapi meluncurkan lebih dari 30 kali lava pijar.
"Pada 1 Mei lalu teramati ada sebanyak 32 kali guguran lava pijar dengan jarak luncur maksimal 2.000 meter ke arah barat daya," kata Hanik. Adapun status aktivitas Gunung Merapi saat ini tetap di level III atau Siaga.
Baca:
Rekor Baru, Awan Panas Gunung Merapi hingga 5 KilometerSelalu update info terkini.
Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.