Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Bandung — Koordinator Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami di Badan Geologi, Supartoyo, membenarkan posisi pusat gempa Bali yang mengguncang dari Karangasem, Sabtu pagi, berada di kompleks gunung api Agung dan Batur. Kedua gunung itu, ditambahkannya, berstatus gunung api aktif.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Lalu bagaimana kemungkinan gempa Magnitudo 4,8 itu akan memicu kenaikan aktivitas dua gunung api itu? Terlebih, lokasi gempa relatif dekat Gunung Agung dan Gunung Batur.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menjawab pertanyaan itu, Supartoyo mengatakan bahwa gempa dalam kondisi tertentu memang bisa memicu kenaikan aktivitas gunung api. Tapi, dia menambahkan, kenaikan akan terbatas pada kondisi gunung api, mengacu pada tingkat status aktivitasnya.
Supartoyo merujuk kepada aktivitas gunung api dalam status Normal, Waspada (Level 2), Siaga (Level 3), atau Awas (Level 4). “Kalau dia misalkan di atas normal, biasanya itu bisa mempengaruhi karena kondisi magmanya sedang tidak stabil," katanya saat dihubungi, Sabtu 16 Oktober 2021.
Supartoyo menunjuk contoh guncangan gempa Yogya pada 2006 lalu dan saat itu Gunung Merapi berstatus Siaga. "Karena adanya gempa dia naik statis."
Supartoyo membenarkan, pusat gempa Sabtu pagi tadi berlokasi relatif dekat dari Gunung Agung dan Gunung Batur. Namun, dia cepat-cepat menambahkan, kedua gunung api saat ini dalam status aktif yang normal atau Level 1. “Mudah-mudahan tidak mempengaruhi kenaikan aktivitas,” kata dia.
Peta lokasi pusat gempa di antara dua gunung api di Bali, Sabtu pagi 16 Oktober 2021. Foto/Twitter/DaryonoBMKG
Lebih jauh Supartoyo menjelaskan, pusat gempa itu adalah sesar lokal yang belum dikenal. Ini sejalan dengan penjelasan dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sebelumnya.
“Memang sesar aktif yang menjadi sumber gempa ini kalau dari data sumber gempa nasional belum ada, belum ada namanya dan belum teridentifikasi,” kata dia.
Berlokasi di antara di antara Gunung Agung dan Gunung Batur, belum jelas pula arahnya utara-selatan atau barat-timur dan memerlukan kajian. “Dengan kejadian ini paling tidak menambah database sesar aktif yang ada di Bali, meskipun katakanlah kekuatannya (magnitudo) sekitar empat koma,” kata Supartoyo lagi.
Baca juga:
BMKG Sebut Gempa Bali Berpusat di Kompleks Gunung Api, Ini Penjelasannya
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.