Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Astronot buang hajat dengan cara yang tidak sama seperti orang-orang di bumi. Buang hajat di luar angkasa ternyata lebih rumit. Ini karena di luar angkasa tidak ada gravitasi. Tak heran buang hajat di luar angkasa bahkan membutuhkan ‘pelatihan toilet di luar angkasa’.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dilansir dari India Today, para astronot biasanya menggunakan popok dewasa yang sangat menyerap dengan kemampuan menampung hingga satu liter cairan. Mereka juga menggunakan popok dewasa saat lepas landas dan mendarat. Setelah perjalanan luar angkasa, mereka melepas popok dan membuangnya di tempat penyimpanan di pesawat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sementara aktivitas buang hajat juga bisa dilakukan di toilet luar angkasa. Dilansir dari nasa.gov, Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) meluncurkan toilet luar angkasa baru Universal Waste Management System (UWMS) ke Stasiun Luar Angkasa Internasional.
UWMS memiliki konsep desain sentral yang bisa dengan mudah diintegrasikan ke dalam berbagai pesawat ruang angkasa dan sistem pendukung kehidupan. Pada stasiun luar angkasa tempat astronot tinggal dan bekerja untuk waktu yang lama, UWMS mendaur ulang urine dan keringat supaya bisa digunakan lebih lanjut untuk diminum.
Tak hanya urine dan keringat, kopi astronot bahkan didaur ulang. Tak heran astronot sering mengatakan ‘kopi hari ini adalah kopi besok!’. Namun, tinja yang merupakan limbah padat belum bisa didaur ulang. Karena itu tinja dimasukkan ke dalam kantong kedap air.
Kantong kedap air itu lalu dipadatkan dan dimasukkan ke dalam tabung penyimpanan tinja yang bisa dilepas. Sebagian kecil tabung tinja dikembalikan ke bumi untuk evaluasi, tapi sebagian besar dimuat ke kapal kargo yang terbakar saat masuk kembali melalui atmosfer bumi.
Meski limbah tinja astronot tidak didaur ulang, NASA sedang mempelajari kemungkinan ini. Sedangkan untuk misi berdurasi lebih pendek, seperti Artemis II, UWMS juga bekerja dengan sistem di mana limbah tidak diolah terlebih dahulu, tapi hanya disimpan untuk dibuang.
AMELIA RAHIMA SARI
Baca juga: Bagaimana Astronot Makan di Luar Angkasa?