Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lingkungan

Banjir Overbank, Bagaimana Proses Luapan Air Bah Itu?

Overbank diartikan sebagai banjir yang melebihi kapasitas saluran dan meluap ke daratan

17 Juli 2022 | 18.16 WIB

Ilustrasi Banjir. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo
Perbesar
Ilustrasi Banjir. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Banjir merupakan terbenamnya daratan yang biasanya terjadi saat musim hujan. Namun, banjir ada beberapa jenis, salah satunya banjir limpahan atau overbank. Mengutip laman Minnesota Pollution Control Agency, overbank diartikan sebagai banjir yang melebihi kapasitas saluran dan meluap ke daratan. Banjir ini kerap terjadi akibat curah hujan yang sangat tinggi atau terdapat sesuatu yang menghambat kelancaran laju air di sungai.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Di dataran yang rata, air biasanya menyebar perlahan dan hanya merambat di wilayah yang dekat sungai. Sedangkan di area pegunungan atau dataran yang tinggi, air akan bergerak cepat mengikuti curam dataran, durasinya pun singkat.

Proses banjir overbank

Mengutip Science Direct, aliran overbank sangat mempengaruhi sifat tanah dengan kecepatan perubahan variabel mengikuti koordinat ruang atau gradien tekstur. Ketika sungai meluap, air naik di atas tepiannya dan mengalir ke area di sekitarnya. Sedimen berupa tanah liat, pasir, dan berlumpur yang diisi air bah diendapkan di tanah yang berdekatan dengan sungai.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Sedimen yang kasar dan berat mengendap terlebih dulu, kemudian menumpuk di tepi sungai. Sedangkan sedimen yang halus dan ringan terbawa lebih jauh dari sungai dan tak diendapkan sampai alirannya melambat. Sedimen yang tertinggal ini disebut endapan overbank.

Beberapa sungai banjir secara musiman karena salju yang mencair, curah hujan tinggi. Contoh sungai yang mengalami banjir musiman, yaitu Sungai Mississippi di Amerika utara, Sungai Amazon di Amerika Selatan, dan Sungai Nil di Afrika.

Saat sungai banjir secara teratur, timbunan limpahan menumpuk berlapis di dataran banjir setiap tahun. Lapisan sedimen ini tumbuh hingga beberapa meter tebalnya.

Di sepanjang Sungai Song Hong di Vietnam, misalnya, endapan overbank telah menciptakan tanggul alam yang besar. Ketika permukaan sungai naik di atas tanggul alami kemudian surut, air dari kolam sisi lain memungkinkan sedimen halus mengendap. Ini jenis lain dari simpanan overbank yang disebut backswamp.

Mengutip National Geographic, terkadang banjir mengikis tanggul mengakibatkan jebol. Air sedimen-berat yang dihasilkan menerobos dan diendapkan ke dataran banjir. Kendati begitu, simpanan overbank yang dibawa aliran air mengandung berbagai nutrisi dan bahan organik yang mendukung pertumbuhan tanaman. Sebab itu, dataran banjir biasanya subur dan ideal untuk pertanian.

Ketika manusia memodifikasi ekosistem sungai, perubahan rentan mengganggu proses alami pengendapan sedimen. Misalnya, langkah untuk mengurangi banjir, seperti membangun bendungan bisa berdampak negatif terhadap habitat dataran banjir, mengurangi ketersediaan sedimen kaya nutrisi yang menggenang di saluran. 

Pada saat yang sama, aktivitas manusia mengikis dataran banjir, meningkatkan beban sedimen di dalam sungai. Itu yang menurunkan kualitas air dan merusak habitat perairan. Sungai saat ini dan air banjir yang terkait sering terkontaminasi zat beracun, termasuk pestisida dari lahan pertanian, bahan kimia industri, logam berat, dan limbah yang tidak diolah. 

Keseluruhan zat itu berbahaya untuk tumbuhan, hewan, dan manusia yang hidup dan tumbuh di sekitar sungai. Polutan ini juga merusak kehidupan laut ketika air yang terkontaminasi mengalir ke laut.

Baca: Tanggap Darurat Bencana Banjir di Garut Selama 2 Pekan

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus