Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) kembali mengeluarkan peringatan dini mengenai gelombang tinggi di berbagai perairan, khususnya pada 3-6 Januari 2025. Prakirawan BMKG, Capriati Ariska Putri, mengatakan bibit siklon 94S di Samudra Hindia selatan Jawa memicu peningkatan kecepatan angin dan tinggi gelombang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Kecepatan angin tertinggi terpantau di Selat Makassar bagian utara, dan Laut Natuna Utara," katanya melalui keterangan tertulis, Jumat, 3 Januari 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Secara umum, angin di wilayah Indonesia bagian utara sedang bergerak dari barat laut ke timur laut dengan kecepatan sekitar 6-25 knot. Dengan kecepatan yang sama, angin di wilayah selatan Indonesia juga sedang dominan bergerak dari barat daya ke barat laut.
Kecepatan angin ini berpeluang menimbulkan gelombang hingga ketinggian maksimum 4 meter di Laut Natuna Utara, dan Samudra Hindia Selatan Banten-Jawa Tengah. Ada juga potensi gelombang tinggi 1,25-2,5 di beberapa perairan yang beririsan dengan Samudra Hindia, mulai dari yang ada di barat Aceh-Lampung, lalu di selatan Jawa Timur-Nusa Tenggara Timur. Potensi serupa juga ada di Selat Sunda bagian selatan, Laut Sawu, hingga Samudra Pasifik utara Maluku-Papua.
"Potensi gelombang tinggi di beberapa wilayah tersebut dapat berisiko terhadap keselamatan pelayaran," kata dia.
Capriati meminta para nelayan mewaspadai angin yang kencangnya lebih dari 15 knot, serta gelombang yang tingginya melebihi 1,25 meter. Kapal tongkang juga harus mewaspadai angin berkecepatan lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1,5 meter.
Ada juga imbauan bagi kapal ferry untuk mewaspadai kecepatan angin di atas 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2,5 meter. Nahkoda armada ukuran besar, seperti kapal kargo dan kapal pesiar, harus memperhatikan angin di atas 27 knot dan tinggi gelombang di atas 4 meter.
Pilihan Editor: Negosiasi Pemerintah dan Apple Dilakukan Lewat WhatsApp, ICT Institute: Berkesan Omon-omon