Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menerbitkan peringatan dini soal potensi gelombang tinggi yang muncul akibat mobilitas bibit siklon 96S di Laut Arafuru bagian barat. Prakirawan BMKG Furqon Alfahmi mengatakan bibit pusaran angin itu meningkatkan tinggi gelombang laut di beberapa perairan, setidaknya hingga 14 April mendatang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Potensi gelombang tinggi di beberapa wilayah tersebut dapat berisiko terhadap keselamatan pelayaran," kata dia melalui keterangan tertulis pada Jumat, 11 April 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Menurut catatan BMKG, angin di Indonesia bagian utara sedang bergerak ke barat laut dengan kecepatan 4-22 knot. Laju angin di wilayah selatan lebih tinggi, bisa mencapai maksimal 25 knot. "Kecepatan angin tertinggi terpantau di Selat Malaka, Samudra Hindia selatan Banten hingga Nusa Tenggara Barat (NTB), Laut Banda, dan Laut Arafuru," kata Furqon.
Bibit siklon 96S diperkirakan masih akan berdampak terhadap cuaca di Indonesia hingga Jumat malam nanti. Merujuk analisis terbaru BMKG, bibit siklon 96S memiliki kecepatan angin maksimum 25 knot atau setara 46 kilometer per jam. Sedangkan tekanan udaranya minimum 1001 hektopascal (hPa).
Potensi bibit angin ini menjadi siklon tropis selama 24 jam ke depan ada dalam kategori rendah. Namun, potensi pembesarannya menjadi kategori sedang dalam 48-72 jam ke depan.
Tim BMKG mengingatkan nelayan dan para pengelola kapal mengenai risiko gelombang tinggi 2,5-4 meter di beberapa bagian Samudra Hindia, mulai dari yang di sebelah barat Aceh dan barat Bengkulu. Kemudian ada juga di selatan Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, NTB, hingga Laut Arafuru bagian barat. Jenis gelombang serupa ada di perairan di selatan Bali dan selatan Nusa Tenggara Timur.
BMKG secara reguler mengimbau nelayan mewaspadai angin yang kencangnya lebih dari 15 knot, serta gelombang yang tingginya melebihi 1,25 meter. Kapal tongkang juga harus mewaspaai angin berkecepatan lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1,5 meter.
Ada juga imbauan bagi nahkoda kapal ferry untuk mewaspadai kecepatan angin di atas 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2,5 meter. Nahkoda armada ukuran besar, seperti kapal kargo dan kapal pesiar, harus memperhatikan angin di atas 27 knot dan tinggi gelombang di atas 4 meter.