Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Rangkaian gempa kuat dari Laut Jawa, sebelah timur laut Kabupaten Tuban, Jawa Timur, pada hari ini, Jumat 22 Maret 2024, tidak sampai mengganggu aktivitas pelayaran dan melaut. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika atau BMKG telah sejak awal pasca-gempa pertama terjadi pukul 11.22 WIB memastikan tidak ada potensi tsunami.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Gempa persisnya berpusat sekitar 130 kilometer timur laut Kabupaten Tuban. Gempa ini secara nomenklaturnya dinamakan oleh BMKG sebagai Gempa Bawean.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, mengatakan, susulan Gempa Bawean tercatat sebanyak 64 kali hingga pukul 20.00 WIB. Magnitudo terkuat 6,5 dan terlemah 2,7. Adapun gempa utama memiliki Magnitudo 5,9--diperbarui dari M6,0.
Walau terjadi banyak susulan, Daryono menegaskan bahwa Gempa Bawean tidak berpotensi tsunami. Ia mengimbau kepada masyarakat untuk tidak mudah percaya pada informasi yang tidak jelas sumbernya.
"Masyarakat tetap tenang, aktivitas melaut dan pelayaran tidak terganggu dan bisa dilakukan walaupun gempa berpusat di Laut Jawa," ucap Daryono saat konferensi pers daring, Jumat malam.
Hingga malam ini, BMKG masih mengidentifikasi penyebab gempa susulan dari Gempa Bawean, yang bahkan satu di antaranya memiliki Magnitudo lebih kuat daripada gempa utamanya. Pihaknya belum bisa menyampaikan perihal penyebab pastinya.
Namun, merujuk pada pemodelan yang dilakukan BMKG, Daryono menambahkan, banyaknya gempa susulan akibat adanya aktivitas di kerak bumi yang membuat batuan rapuh di Laut Jawa terdeformasi.
"BMKG masih memantau dan belum bisa memastikan kapan susulan akan berakhir," kata Daryono.