Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lingkungan

BMKG Pastikan Aktivitas Melaut Aman dari Dampak Gempa Bawean Hari Ini

Yang belum bisa dipastikan BMKG adalah kapan rangkaian gempa susulannya akan berakhir.

22 Maret 2024 | 21.46 WIB

Gempa di Laut Jawa dengan kekuatan 6,5 SR kembali mengguncang Tuban, Jawa Timur, dan sekitarnya pada Jumat sore, 22 Maret 2024. (BMKG)
Perbesar
Gempa di Laut Jawa dengan kekuatan 6,5 SR kembali mengguncang Tuban, Jawa Timur, dan sekitarnya pada Jumat sore, 22 Maret 2024. (BMKG)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Rangkaian gempa kuat dari Laut Jawa, sebelah timur laut Kabupaten Tuban, Jawa Timur, pada hari ini, Jumat 22 Maret 2024, tidak sampai mengganggu aktivitas pelayaran dan melaut. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika atau BMKG telah sejak awal pasca-gempa pertama terjadi pukul 11.22 WIB memastikan tidak ada potensi tsunami.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gempa persisnya berpusat sekitar 130 kilometer timur laut Kabupaten Tuban. Gempa ini secara nomenklaturnya dinamakan oleh BMKG sebagai Gempa Bawean.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, mengatakan, susulan Gempa Bawean tercatat sebanyak 64 kali hingga pukul 20.00 WIB. Magnitudo terkuat 6,5 dan terlemah 2,7. Adapun gempa utama memiliki Magnitudo 5,9--diperbarui dari M6,0.

Walau terjadi banyak susulan, Daryono menegaskan bahwa Gempa Bawean tidak berpotensi tsunami. Ia mengimbau kepada masyarakat untuk tidak mudah percaya pada informasi yang tidak jelas sumbernya.

"Masyarakat tetap tenang, aktivitas melaut dan pelayaran tidak terganggu dan bisa dilakukan walaupun gempa berpusat di Laut Jawa," ucap Daryono saat konferensi pers daring, Jumat malam. 

Hingga malam ini, BMKG masih mengidentifikasi penyebab gempa susulan dari Gempa Bawean, yang bahkan satu di antaranya memiliki Magnitudo lebih kuat daripada gempa utamanya. Pihaknya belum bisa menyampaikan perihal penyebab pastinya.

Namun, merujuk pada pemodelan yang dilakukan BMKG, Daryono menambahkan, banyaknya gempa susulan akibat adanya aktivitas di kerak bumi yang membuat batuan rapuh di Laut Jawa terdeformasi.

"BMKG masih memantau dan belum bisa memastikan kapan susulan akan berakhir," kata Daryono.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus