Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini soal potensi hujan petir di wilayah Jakarta Selatan dan Jakarta Timur pada siang hingga sore nanti, Rabu, 27 November 2024. Pada hari pencoblosan pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak ini, sebagian area Jakarta diprediksi masih berawan sebelum tengah hari nanti.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Merujuk prediksi cuaca 24 jam yang diterbitkan BMKG pada Selasa malam, mayoritas wilayah di DKI masih berawan tebal hingga dinihari tadi. Hanya Kepulauan Seribu yang dibasahi hujan kategori sedang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sejak pukul 07.00 WIB menjelang pukul 13.00 WIB nanti, Jakarta Utara ikut diguyur hujan seperti Kepulauan Seribu. Pada waktu penghitungan suara Pilkada Jakarta, sebagian besar area di Jakarta kemungkinan masih berawan. Suhu udara diperkirakan tak akan lebih dari 31 derajat Celcius, sedangkan kelembapan udaranya 85 -95 persen.
BMKG memprediksi hujan mulai turun merata sejak sore menjelang Rabu malam pukul 19.00 WIB. Saat itu hujan petir dan angin kencang berpeluang muncul di Jakarta Selatan dan jakarta Timur. Hujan juga turun dengan intensitas yang lebih ringan di Jakarta Pusat, Jakarta Utara, serta Jakarta Barat. BMKG mencatat angin cenderung bertiup dari barat daya ke barat dengan kecepatan sekitar 5-10 kilometer per jam.
Ketua Tim Kerja Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca BMKG, Ida Pramuwardani, mengatakan langit Jakarta yang berkabut selama musim hujan belum pasti disebabkan oleh polusi udara. "Belum bisa diidentifikasikan sebagai polusi udara atau parsel udara lembab (akibat pendinginan atmosfer)," ujar Ida saat dihubungi pada Selasa, 26 November 2024.
Dengan frekuensi hujan yang tinggi, Ida menyebut kualitas udara di Jakarta terus berfluktuasi selama sepekan terakhir, didominasi kategori ‘sedang’. Pada waktu-waktu tertentu indeks kualitas udara Jakarta juga tercatat pada kategori ‘tidak sehat’. BMKG mencatat konsentrasi Particulate Matter atau PM2.5 cenderung lebih tinggi—antara ‘tidak sehat’ hingga ‘sangat tidak sehat’—pada malam hingga dinihari.
Meski musim hujan sudah tiba, tingkat polusi udara berpeluang tetap tinggi. Hujan berintensitas rendah, maupun hujan yang tidak merata, dianggap tidak mengurangi konsentrasi polutan.
Tingkat polusi juga dipengaruhi oleh sumber emisi yang berkelanjutan, seperti aktivitas transportasi, industri, serta pembangkit listrik. "Meski ada hujan, konsentrasi polutan tetap tinggi," tuturnya.
Kondisi meteorologi juga membuat polutan di Jakarta tetap pekat selama musim hujan. Kelembapan tinggi dan kecepatan angin yang rendah, sebagai contoh, membuat polutan terakumulasi di atmosfer, kemudian membentuk kabut di langit.
M. Faiz Zaki berkontribusi dalam penulisan artikel ini.