Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika atau BMKG mengungkap potensi bencana hidrometeorologi akibat musim penghujan tahun ini. Bencana ini dapat menyebabkan beberapa wilayah dilanda banjir, longsor maupun pohon tumbang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pada 2024, BMKG memprediksi bencana hidrometeorologi berpeluang melanda sebagian wilayah Indonesia, terutama pada puncak musim hujan yang diperkirakan Januari hingga Februari 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Puncak musim hujan diprediksi akan terjadi di wilayah Sumatera bagian tengah hingga selatan, Kalimantan dan sebagian Jawa," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dikutip dari laman BMKG, Ahad, 7 Januari 2024.
Dwikorita mengatakan banjir tidak hanya disebabkan oleh curah hujan yang lebat. Namun hujan biasa juga mampu menyebabkan banjir, terutama di daerah yang sudah rawan dan memiliki lahan kritis.
Wilayah yang berpotensi banjir adalah sekitar bantaran sungai. "Daerah aliran sungai serta lereng-lereng bukit juga turut diperhatikan peluang banjirnya saat musim hujan," kata Dwikorita.
Selain itu, longsor kerap melanda daerah-daerah di Indonesia saat musim penghujan. Sebab, tanah tebing yang terus digenangi oleh air berpeluang roboh akibat tidak kuat menahan hujan.
"Kondisi tanah yang tidak lagi subur atau sudah rawan, sangat berisiko terjadinya longsor. Apalagi ditambah dengan air hujan, maka peluangnya juga tinggi, masyarakat diminta tidak beraktivitas di sekitar tebing saat hujan," kata Dwikorita.
Dwikorita menjelaskan pohon tumbang akibat angin kencang juga bisa saja terjadi di musim penghujan, terutama saat curah hujan ekstrem yang turut disertai dengan badai. Bencana pohon tumbang bisa sangat berbahaya jika terjadi di wilayah permukiman, akibatnya mengenai rumah warga atau pejalan kaki.
Hindari daerah topografi curam
Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto mengatakan cuaca ekstrem seperti hujan lebat disertai kilat dan petir berpotensi terjadi. Ia mengimbau untuk masyarakat yang tinggal di daerah bertopografi curam supaya selalu waspada terhadap dampak cuaca ekstrem.
"Khusus untuk daerah bertopografi curam atau bergunung dan tebing, masyarakat diminta waspada terhadap dampak yang ditimbulkan cuaca ekstrem," ujar Guswanto.