Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto, Senin, 12 Februari 2024, meninjau lokasi tanggul jebol yang menyebabkan banjir bandang di Kabupaten Demak, Jawa Tengah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Banjir bandang yang melanda Kecamatan Karanganyar dan Kecamatan Gajah ini telah berlangsung selama hampir satu minggu, mengakibatkan 21 ribu warga mengungsi. Angka ini tercatat sebagai salah satu kejadian bencana dengan jumlah pengungsi terbanyak di awal tahun 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Suharyanto dalam Rapat Koordinasi Penanganan Bencana Banjir di Kabupaten Demak pada Senin, 12 Februari 2024, menegaskan BNPB akan terus melakukan pendampingan hingga bencana banjir ini tuntas teratasi.
Suharyanto menjelaskan, prioritas pertama adalah penanganan pengungsi. BNPB dan Pemerintah Daerah Kabupaten Demak sepakat untuk serius melaksanakan pemenuhan kebutuhan dasar para pengungsi. Para pengungsi tersebar di 59 titik pengungsian.
BNPB dan Pemerintah Kabupaten Demak juga mendorong Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat segera menyelesaikan penanganan terhadap tanggul yang jebol, salah satunya adalah tanggul tersier Desa Ngemplik Wetan, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Demak.
Agar pekerjaan perbaikan tanggul ini berjalan optimal, BNPB juga mempertimbangkan akan melaksanakan operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) untuk mengurangi intensitas hujan selama perbaikan tanggul berjalan.
Akibat tanggul jebol ini, jalan raya Demak-Kudus terputus oleh genangan air setinggi hingga tiga meter. Air juga menggenangi lahan pertanian hingga seluas 2.965 hektare. "Setiap minggu kami evaluasi. Jika nanti tanggul sudah selesai ditutup oleh PUPR, maka selanjutnya memikirkan genangan ini untuk disedot dan dikembalikan ke sungai," kata Suharyanto dalam keterangan tertulis yang diterima Tempo, Selasa, 13 Februari 204.
IRSYAN HASYIM