Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Bandung - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati meminta masyarakat mewaspadai potensi cuaca ekstrem pada 23-30 Januari 2025, mencakup masa libur panjang Isra Miraj dan Imlek. Kondisi cuaca itu dikhawatirkan memicu bencana hidrometeorologi seperti banjir bandang dan tanah longsor. Jawa Barat termasuk yang disoroti karena intensitas hujannya sedang tinggi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Harus selalu waspada terhadap potensi bencana yang mungkin terjadi," kata Dwikorita lewat keterangan resmi pada Ahad, 26 Januari 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menyusul kencangnya kabar ihwal longsor akibat hujan deras, seperti yang terjadi di Kecamatan Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah pada 13 Januari lalu, Dwikorita meminta masyarakat area yang rawan amblas. Masyarakat juga diimbau tidak mengadakan penggalian di kawasan rawan longsor, serta memastikan kelancaran drainase di sekitar lereng.
“Perhatikan tanda-tanda awal longsor, seperti munculnya rembesan air, retakan, atau lereng yang tampak menggembung,” ucap Dwikorita,
Merujuk prediksi cuaca BMKG sepekan ke depan, cuaca akan ekstrem akibat dominasi angin muson Asia, pengaruh La Nina lemah, serta dinamika atmosfer lainnya. Kondisi di berbagai wilayah, termasuk Jawa Barat tersebut memicu hujan dengan intensitas sedang hingga sangat lebat disertai petir dan angin kencang.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi sebelumnya sudah memetakan sejumlah daerah di Jawa Barat yang memiliki potensi rawan longsor dengan skala menengah hingga tinggi. Skala tertinggi atau wilayah yang paling wajib diwaspadai ada di Kota Bogor, Kabupaten Bogor, Kabupaten Sukabumi, Cianjur, Kabupaten Bandung, Kabupaten Garut, Sumedang, Subang, Majalengka, Kabupaten Cirebon, Kuningan, Ciamis, Kota Tasikmalaya, serta Kabupaten Tasikmalaya.
Banjir Rendam Kabupaten Bandung dan Sekitarnya
Penjabat Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin mengatakan butuh upaya bersama untuk mengatasi banjir di wilayah administrasinya. Dia sempat mengunjungi lokasi banjir di Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, dan permukiman warga yang juga terendam di Jalan Arjuna, Kota Bandung, pada Sabtu, 25 Januari 2025.
“Saya sudah berbicara dengan Kepala Balai Besar Wilayah Sungai. Tahun ini akan dilaksanakan normalisasi Sungai Citarik,” ucap dia. “Penambahan kolam retensi juga sangat diperlukan untuk mengurangi risiko banjir.”
Banjir di kawasan Dayeuhkolot berdampak terhadap lebih dari 2.500 hunian. Banjir di Jalan Arjuna, Kota Bandung, yang berasal dari luapan Sungai Citepus juga merendam puluhan rumah warga. Bahkan, ada rumah yang temboknya jebol diterjang air.
Menurut Bey, banjir tersebut akibat buruknya pengelolaan pembangunan di sepanjang daerah aliran sungai. “Kemarin di Sukabumi juga terjadi hal serupa,” katanya.