Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah (Kalteng), mengundurkan jam masuk sekolah bagi peserta didik karena udara di daerah setempat dipenuhi asap.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kepala Disdik Kota Palangka Raya, Jayani, di Palangka Raya, mengatakan pengunduran jam masuk sekolah peserta didik berdasarkan hasil rapat Disdik bersama perwakilan pengawas sekolah dan kepala sekolah jenjang PAUD, SD serta SMP setempat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Berdasarkan surat Nomor 800/1590/Disdik.Um-Peg/X1/2023 tentang pelaksanaan kegiatan belajar mengajar selama kabut asap, kami mengeluarkan beberapa instruksi, salah satunya jam masuk diundur selama 30 menit, masuk pukul 07.00 WIB menjadi 07.30 WIB," kata Jayani pada Rabu, 27 September 2023.
Selain itu, juga ada pengurangan jam belajar mengajar 10 menit setiap jam pelajaran, sehingga menjadi 25 menit untuk jenjang SD, 30 menit untuk jenjang SMP, dan untuk jenjang PAUD menyesuaikan.
Selanjutnya, kata Jayani, meniadakan kegiatan upacara, olahraga, senam bersama, dan ekstrakurikuler di luar ruangan. Untuk kegiatan olahraga dan ekstrakurikuler diperbolehkan asalkan di dalam ruangan. Warga sekolah juga diwajibkan penggunaan masker di satuan pendidikan, terutama ketika beraktivitas di luar ruangan.
"Kami juga mengimbau peserta didik untuk mengkonsumsi makanan bergizi seimbang dan memperbanyak konsumsi air putih ketika berada di sekolah," ucapnya.
Untuk memantau kondisi kualitas udara di Kota Palangka Raya, kata dia, satuan pendidikan bisa mengunduh aplikasi ISPUnet yang dikeluarkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
"Apabila di kemudian hari kondisi udara membaik, maka proses belajar mengajar akan kembali seperti semula," ucap Jayani.
Berdasarkan pantauan di lapangan, kabut asap akibat karhutla yang menyelimuti Kota Palangka Raya sudah terjadi dalam beberapa hari ini. Bahkan kabut asap tersebut juga selain membuat warga mengalami penyakit ISPA juga membuat perih mata apabila warga sedang berada di luar rumah.
Bahkan banyak masyarakat yang beraktivitas di luar rumah menggunakan masker agar tubuh mereka tidak menghirup debu akibat karhutla yang kian parah.